POLITIKUS Partai Gerindra sekaligus personil DPRD Bangka Belitung, Yogi Maulana, mendorong masyarakat penambang membatalkan rencana tindakan demo akbar ke Kantor Pusat PT Timah di Pangkalpinang pada 6 Oktober 2025. Yogi mengatakan tuntutan masyarakat soal kenaikan nilai pasir timah sudah ditindaklanjuti. PT Timah Tbk berbareng Gubernur dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah menyepakati kenaikan harga. “Apa nan menjadi aspirasi masyarakat sudah dipenuhi. Jadi sebaiknya tidak ada lagi demo pada 6 Oktober 2025,” ujar Yogi kepada Tempo, Rabu, 1 Oktober 2025.
Menurut Yogi, keresahan masyarakat wajar lantaran banyak penambang kesulitan ekonomi akibat timah tidak laku dijual. “Kami sedih lantaran memandang langsung di lapangan banyak masyarakat nan menukarkan pasir timah dengan beras agar bisa makan. Timah nan tidak laku dijual membikin dapur mereka kosong,” katanya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Yogi membantah dugaan dirinya sebagai provokator tindakan protes ke PT Timah. “Perlu saya sampaikan bahwa saya tidak menyerukan masyarakat untuk demo. Saya hanya membujuk masyarakat berasosiasi mencari solusi. Hal ini sudah saya sampaikan ke Ketua DPRD dan Forkopimda. Alhamdulillah, mereka membuka jalan dengan menyepakati kenaikan nilai timah,” ujar Yogi.
Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, memastikan pemerintah berbareng PT Timah sudah menyepakati kenaikan nilai beli pasir timah kadar SN 100 persen menjadi Rp260 ribu per kilogram.
“Selain kesepakatan naiknya harga, kami juga menyetujui permintaan masyarakat agar bekerja sama dengan PT Timah. Proses pembayaran dilakukan sistem ada peralatan ada uang,” kata Hidayat.
Ia juga mengimbau masyarakat penambang membatalkan rencana demo.
“Sudahlah, tidak usah demo. Permintaan sudah disepakati. Jika kelak tidak tercapai, itu menjadi tugas saya dan DPRD untuk menyelesaikannya,” ujar dia.
Kekhawatiran Yogi mengenai dengan kondisi ekonomi penambang selaras dengan info Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung. BPS mencatat ekspor timah Agustus 2025 ambruk tajam. Kepala BPS Bangka Belitung, Toto Haryanto Silitonga, mengatakan nilai ekspor Agustus 2025 hanya 104,12 juta dolar AS, turun 38,33 persen dibandingkan Agustus 2024 sebesar 190,63 juta dolar AS. “Namun secara kumulatif, nilai ekspor timah Januari-Agustus 2025 cukup baik, mencapai 999,73 juta dolar AS alias tumbuh 42,25 persen dibandingkan periode sama 2024 sebesar 702,77 juta dolar AS,” ujar Toto dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Oktober 2025.
Terkait dugaan penurunan ekspor akibat penertiban tambang ilegal, Toto menegaskan BPS hanya menyajikan info statistik tanpa kajian penyebab. “BPS tidak mencatat penyebab penurunan alias kenaikan ekspor-impor. Data diperoleh dari arsip Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari Bea Cukai. Kami tidak punya kewenangan menjelaskan aspek nonstatistik seperti regulasi, kondisi pasar global, alias kebijakan penertiban,” ujar dia.