Kabinet Gemuk Prabowo akan Berisi 44 Menteri, CELIOS: Beban Fiskal Sudah Sangat Berat

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menilai kabinet gendut ketua presiden terpilih Prabowo Subianto pada periode mendatang bakal membebani anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN) dan memperumit birokrasi.

Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menanggapi berita nan santer beredar bahwa kabinet Prabowo bakal diisi oleh 44 menteri.

“Menambah kementerian itu kan, artinya menambah shopping pegawai dan shopping barang,” kata Bhima kepada Tempo lewat sambungan telepon pada Kamis, 12 September 2024. Ia menyinggung shopping pegawai dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara alias RAPBN 2025 nan tercatat meningkat. “Beban fiskal untuk shopping lembaga sudah sangat berat.”

Berdasarkan Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2025, pemerintah mengalokasikan total Rp 513,22 triliun untuk shopping pegawai kementerian/lembaga. Jumlah tersebut meningkat 11,36 persen dibandingkan total shopping pegawai senilai Rp 460,86 triliun pada 2024. Sementara itu, shopping peralatan direncanakan dengan jumlah Rp 342,6 triliun, turun 27,50 persen dari outlook tahun ini sebesar Rp436,8 triliun.

Bhima lantas mempertanyakan tujuan rencana Prabowo menambah kementerian dan badan baru di masa kepemimpinannya nanti. Menurut ahli ekonomi itu, program-program nan mau dijalankan dapat bergerak di bawah kementerian dan lembaga nan sudah ada. Misal, program makanan bergizi cuma-cuma bisa dijalankan oleh Kementerian Pertanian alias Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).

Kabinet gemuk, katanya, juga bakal mempersulit koordinasi dan proses birokrasi. Ia menambahkan masyarakat juga perlu berhati-hati bakal rencana Prabowo memecah Kementerian Keuangan dan Badan Penerimaan Negara (BPN), nan bakal dibentuk untuk mengurusi penerimaan negara dari pajak, bea cukai dan nonpajak.

“Itu juga bukan mempersingkat birokrasi, justru makin memperumit lantaran pendapatan dan shopping ini kan jadi satu perihal nan sangat tidak terpisahkan,” ujarnya.

Selanjutnya: Bhima beranggapan jika kondisi ekonomi negara sedang kurang bagus....

  • 1
  • 2
  • Selanjutnya
Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis