Surabaya, CNN Indonesia --
Kader PDI Perjuangan (PDIP) Mochamad Nur Arifin alias Mas Ipin penjelasan mengenai kemunculannya berbareng Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, saat berjamu ke Trenggalek pada Jumat (1/11).
Ia menilai perihal tersebut tak perlu jadi polemik meski dirinya kader sekaligus Calon Bupati Trenggalek petahana nan diusung PDIP. Hal itu dikatakan Ipin usai sikapnya dianggap bertentangan dengan arah support partainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai berlambang banteng itu mengusung Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilgub Jatim 2024. Sementara Khofifah diusung oleh partai lain.
"Sebenarnya enggak perlu jadi polemik," kata Ipin saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Jumat (1/11) malam.
Menurut Ipin, Pilkada serentak nan menyatukan Pilgub dan Pilbup dalam waktu berbarengan membikin situasi makin kompleks. Terutama soal support lintas partai politik nan tidak selalu linier antara tingkat provinsi dan kabupaten.
Sebagai calon bupati tunggal nan diusung banyak partai politik untuk Pilbup Trenggalek, Ipin mengaku terikat kerja sama dengan partai-partai pendukungnya, termasuk nan mengusung calon gubernur berbeda kubu.
[Gambas:Video CNN]
"Saya sebagai calon tunggal didukung sama semua partai politik, tentunya konsekuensinya beririsan dengan semua calon gubernur dan wakil gubernur," ucapnya.
Karena itu, Ipin menyatakan tetap kudu menghadiri aktivitas nan dihadiri Khofifah di Trenggalek. Menurutnya, perihal itu bagian dari menjalankan kerja sama politik dan tak bisa ditolak.
"Ya itu dalam rangka saya menghormati kerja sama politik nan sudah saya bangun di level kabupaten," ucapnya.
Klarifikasi pose dua jari
Ipin juga menjelaskan pose dua jari dan busana Muslimat NU nan dia kenakan saat berjumpa Khofifah. Menurutnya, pose dua itu respons spontan lantaran nomor urut mereka sama, bukan sebagai support politik untuk Khofifah.
"Kalau masalah dua jari saya kan nomornya dua. Jadi nomorku sama [dengan Khofifah]. Waktu itu saya ngobrol, 'lho Mas Ipin nomornya berapa?' 'Ya dua buk.' Lha pas [mengacungkan jari] dua itu, difoto," ujarnya.
"Kebetulan acaranya itu acaranya Muslimat NU. Ibu-ibu kan senang, jarang ada laki-laki pakai busana Muslimat. Itu kan corak komunikasi non-verbal saya kepada ibu-ibu Muslimat saja, nan selama ini mendoakan," tambahnya.
Meski terlihat berbareng Khofifah di depan publik, Ipin tetap menegaskan sebagai kader sekaligus Ketua DPC PDIP Trenggalek, dia berkomitmen memenangkan Risma-Gus Hans di wilayahnya.
"Saya pun hari ini juga menjadwalkan sama teman-teman DPC PDIP tadi mengecek gimana roadmap memenangkan Bu Risma bisa menang di tempat kita di hitungan 57-62 persen di Kabupaten Trenggalek," jelasnya.
Siap hadapi konsekuensi
Lebih lanjut, Ipin menyebutkan, sejauh ini belum ada teguran serius dari PDIP. Ia mengatakan partainya itu hanya meminta penjelasan untuk memahami konteks kehadirannya berbareng Khofifah.
"Ya jika teguran, nan saya terima hanya [ditanya] 'ini dalam konteks apa?, maksudnya bagaimana?'. Dan saya sudah melakukan penjelasan-penjelasan," ucapnya.
Ipin pun menegaskan kehadirannya berbareng Khofifah hanya corak menghormati kerja sama politik lantaran dia diusung banyak partai di Trenggalek. Sehingga, terbuka pula kemungkinan bakal tampil berbareng cagub alias cawagub lain.
"Kalau kelak Bu Luluk datang, kemudian PKB minta ada sosialisasi bersama, kan ya ndak mungkin saya ndak datang. PKB juga mendukung saya. Ya itu akibat dari banyaknya support partai," tuturnya.
Namun, Mas Ipin menegaskan bahwa dia siap mematuhi patokan dan etika partai, termasuk jika kelak PDIP memituskan ada akibat atas tindakannya tersebut.
"Prinsipnya partai pasti punya aturan, partai punya Mahkamah Kehormatan Partai. Apapun nan diputuskan partai, jika memang dilihat itu sebagai pelanggaran, saya mencintai partai dan saya dengan bangga bakal menjalani konsekuensinya. Itu lantaran kecintaan saya terhadap partai," tuturnya.
(frd/chri)