Jakarta, CNN Indonesia --
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan pembakaran nan dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap sekolah nan ada di Tanah Papua.
Oleh lantaran itu, untuk meminimalisasi perihal tersebut, Fakhiri berharap masyarakat ikut memberikan edukasi kepada personil golongan tersebut agar tidak melakukan tindakan pidana dengan mengintimidasi pembimbing dan tenaga medis serta membakar sekolah dan puskesmas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat hendaknya membantu agar golongan tersebut tidak membakar akomodasi umum, baik itu sekolah maupun puskesmas," ujar Fakhiri di Jayapura, Kamis (2/5), seperti dikutip dari Antara.
Fakhiri mengaku pribadinya selaku putra Papua pun mengaku prihatin dengan intimidasi hingga pembakaran nan kerap dilakukan OPM.
"Saya sebagai anak Papua merasa prihatin terhadap tindakan pembakaran gedung sekolah nan dilakukan OPM lantaran dampaknya sangat besar, terutama bagi generasi muda," kata Fakhiri.
Selain membakar gedung sekolah, kata dia, golongan bersenjata itu juga mengintimidasi guru-guru sehingga mereka merasa ketakutan. Mereka juga membakar gedung sekolah, OPM juga membakar puskesmas serta mengganggu dan menyerang tenaga medis.
"Bagaimana guru-guru mau mengajar dengan tenang tanpa ketakutan dan kekhawatiran terjadinya gangguan keamanan terhadap mereka," katanya.
Waspada jelang Pilkada 2024
Sementara itu, terkait proses Pilkada 2024 nan sudah mulai melangkah tahapannya, Mathius Fakhiri memerintahkan seluruh jejeran agar tidak menganggap remeh situasi dan ancaman nan mungkin terjadi.
Hal tersebut disampaikan langsung Mathius dalam Rapat Analisa dan Evaluasi Operasi Mantab Brata Cartenz 2023-2024 serta Kesiapan Pengamanan Pemilukada Serentak 2024.
Mathius mengaku mengapresiasi pelbagai pengamanan nan telah dilakukan selama tahapan Pilpres dan Pileg 2024 kemarin. Menurutnya, meskipun sempat terjadi sejumlah kejadian dan gangguan, Pemilu tetap dapat melangkah dengan kondusif dan lancar.
"Kurang lebih 200 hari lagi bakal diselenggarakan pemungutan bunyi Pilkada, tentunya eskalasi ancaman bakal berbeda dari Pemilu 2024," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (3/5).
Ia meminta seluruh jajarannya untuk tidak menyepelekan pengamanan Pilkada hanya lantaran telah sukses di Pilpres kemarin. Mathius juga meminta agar masing-masing ketua wilayah untuk memitigasi potensi ancaman nan mungkin terjadi.
"Jangan biarkan isu-isu liar alias bohong menjadi aksi, tindakan menghasilkan chaos, hingga menimbulkan kerugian material dan korban jiwa," tuturnya.
Sebelumnya pada penyelenggaraan Pilpres dan Pileg serentak 2024, Polda Papua menyebut terdapat 13 wilayah nan sangat berpotensi rawan gangguan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ign Benny Ady Prabowo mengatakan penetapan itu dilakukan berasas hasil pemetaan selama beberapa waktu terakhir.
Benny menyebut dari total 13 wilayah sangat rawan tersebut 5 di antaranya apalagi berstatus merah. Rinciannya ialah Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, dan Puncak.
(Antara, tfq/kid)
[Gambas:Video CNN]