Kasus Pengawet Kosmetik Roti Aoka dan Okko, Hasil Uji BPOM dan SGS Berbeda

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membantah berita mengenai roti Okko dan roti Aoka yang diduga mengandung unsur pengawet kosmetik berbahaya, berjulukan sodium dehydroacetate. Sodium dehydroacetate alias natrium dehydroacetate adalah salah satu unsur aditif nan digunakan sebagai bahan pengawet.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Emma Setyawati memastikan hasil uji laboratorium pihaknya tidak mendeteksi adanya bahan pengawet rawan pada roti Okko dan Aoka. Bahkan, dia mengaku BPOM sudah melakukan pengetesan berbasis akibat nan berfaedah sudah beberapa kali dilakukan.

“Tidak terdeteksi (kandungan sodium dehydroacetate). Sudah kami uji beberapa kali, konfirmasi, lakukan lagi. Hasilnya tidak terdeteksi. Kami lakukan pengetesan berbasis risiko. Kalau saya sampaikan berbasis risiko, berfaedah sudah beberapa kali,” kata Emma kepada Tempo, Rabu, 17 Juli 2024.

Emma mengatakan, pihaknya selalu mengawasi produk nan mempunyai daya edar tinggi. BPOM sendiri selalu melakukan pengetesan secara random untuk memastikan komposisi bahan baku suatu produk sesuai dengan pre-market.

“Tapi ada proses produksi, kebersihan, sanitasi. Ketika kebersihannya condong tidak bagus, berisiko terhadap cemaran, masa simpannya bisa saja lebih pendek,” ucap Emma.

Selain itu, dia juga menilai pengumuman hasil uji laboratorium nan dilakukan sejumlah produsen makanan rumahan di Kalimantan telah menyalahi aturan. “Enggak ada ngomong ke kami. Pengumuman hasil uji itu menyalahi kode etik laboratorium. Jika nan publish bukan BPOM, tidak bisa dipercaya,” ujarnya.

Sebelumnya, Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo alias Parimbo menyampaikan hasil uji laboratorium nan berbeda dari BPOM. Berdasarkan laporan Majalah Tempo, Ketua Parimbo Aftahuddin menjelaskan, pada awalnya dia menerima laporan dari personil Parimbo soal peredaran roti nan tahan lama dan tidak berjamur sama sekali, meski telah beberapa bulan melewati tanggal kadaluarsanya.

Kepada Tempo, Aftahuddin mengirimkan sejumlah foto. Salah satunya roti nan kondisinya tetap bagus meski tanggal kadaluarsanya 8 Oktober 2023 alias sembilan bulan lalu. “Penampilannya tetap bagus, tidak muncul bintik hitam tanda jamur,” katanya pada Jumat, 19 Juli 2024.

Iklan

Karena penasaran, paguyuban kemudian mengupayakan uji laboratorium atas roti-roti itu. mereka mengirimkan sampel roti ke laboratorium milik SGS Indonesia – bagian dari SGS Group, perusahaan multinasional nan menyediakan jasa laboratorium verifikasi, pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

Hasil pengetesan SGS mendapati sampel roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate (dalam corak masam dehidroasetat) sebanyak 235 miligram per kilogram dan dan roti Okko mengandung unsur serupa sebanyak 345 milligram per kilogram.

Ihwal tes laboratorium, kepada Tempo, manajemen SGS Indonesia menyatakan mereka melayani jasa pengetesan natrium dehydroacetate dan natrium asetat dalam produk makanan. Jenis pengetesan tersebut masing-masing dilakukan dengan metode standar AOAC 983.16 dan LFOD-TST-SOP-8477 (Ref. EN 17294:2019). "Tes-tes ini relatif sigap dilakukan" demikian keterangan manajemen SGS Indonesia pada Kamis, 18 Juli 2024"

Dalam keterangan tersebut, manajemen SGS Indonesia menjelaskan bahwa mereka adalah penyedia jasa independen nan dikontrak oleh pengguna untuk melakukan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi unik berasas kebutuhan. Hasil uji diberikan langsung kepada pihak nan meminta dan dilindungi oleh perjanjian kerahasiaan. 

RADEN PUTRI | MAJALAH TEMPO

Baca Selengkapnya: Bahan Kosmetik Dalam Roti

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis