Koalisi Masyarakat Sipil Serahkan Rekomendasi untuk SNDC: Ingatkan Dampak Perubahan Iklim terhadap Kelompok Rentan
ARTICLE AD BOX
Jumat, 30 Agustus 2024 07:34 WIB
Seorang petani menunjukkan tanaman padi berumur sekitar satu bulan meninggal akibat kekeringan di area persawahan Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa 30 Juli 2024. Sebagian sawah petani di Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo dan Kecamatan Samatiga mengalami kekeringan dan terancam kandas panen. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil mendorong pemerintah menjadikan momentum penyerahan arsip kontribusi suasana dan kerakyatan dalam Second Nationally Determined Contribution(SNDC) sebagai upaya koreksi komitmen suasana dan demokrasi.
Koalisi menyebut koreksi komitmen suasana nan lebih adil, demokratis, dan partisipatif mesti diambil pemerintah menjelang tenggat penyerahan pada September mendatang.
“Pemerintah kudu menerapkan keadilan sosial dengan mengakui kewenangan dan memenuhi kebutuhan spesifik dari subyek masyarakat nan rentan terdampak perubahan iklim, seperti petani kecil, nelayan tradisional, masyarakat budaya dan lainnya. Hanya dengan langkah itulah dapat terwujud keadilan suasana alias transisi nan adil,” ujar Torry Kuswardono, Direktur Eksekutif Yayasan Pikul, dalam peluncuran arsip Rekomendasi untuk SNDC Berkeadilan seperti dikutip dalam keterangan tertulis pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Dalam aktivitas itu, koalisi nan didukung oleh 64 lembaga masyarakat sipil Indonesia itu juga menyerahkan arsip Rekomendasi untuk SNDC kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sesuai dengan pernyataan pemerintah di bulan Februari lalu, saat ini KLHK sedang menyiapkan arsip tersebut. KLHK mewakili pemerintah Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa nan menangani perubahan iklim dunia alias United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Dalam arsip Rekomendasi untuk SNDC Berkeadilan, koalisi mengelaborasi para subjek masyarakat nan rentan nan terus menanggung derita akibat dampak perubahan suasana maupun tindakan untuk menanggulanginya. Padahal, bukan mereka nan menyebabkan perubahan iklim.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan musibah suasana melonjak 81 persen dari 1.945 kejadian pada 2010. Pada 2022 telah terjadi 3.544 kejadian nan berakibat pada lebih dari 20 juta orang.
Selanjutnya: Laporan IPCC pada 2023 juga mencatat 79 persen emisi gas rumah kaca....
1
2
Selanjutnya
Rekomendasi Artikel
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten nan dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Kualitas Udara Jakarta Memburuk, IQAir Catat Konsentrasi Polutan Terus Meningkat
54 menit lalu
Kualitas Udara Jakarta Memburuk, IQAir Catat Konsentrasi Polutan Terus Meningkat
IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta tetap berkategori Tidak Sehat hingga Jumat, 30 Agustus 2024. Indeksnya meningkat selama beberapa hari ini.
Kebakaran Hutan Ekstrem di Kanada 2023 Rilis 647 Megaton Karbon ke Atmosfer
5 jam lalu
Kebakaran Hutan Ekstrem di Kanada 2023 Rilis 647 Megaton Karbon ke Atmosfer
Kuantifikasi emisi karbon dari kebakaran rimba ekstrem di Kanada pada tahun lampau tersebut dilakukan lewat kajian tim di Laboratorium Propulsi Jet NASA
Serba-serbi tentang Paus Fransiskus jelang Tur Asia Tenggara, termasuk Indonesia
6 jam lalu
Serba-serbi tentang Paus Fransiskus jelang Tur Asia Tenggara, termasuk Indonesia
Paus Fransiskus bakal menempuh perjalanan sejauh 33.000 km untuk mengunjungi empat negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Dion Wiyoko dan Chelsea Islan Ajak Masyarakat Gaungkan Isu Keberlanjutan
10 jam lalu
Dion Wiyoko dan Chelsea Islan Ajak Masyarakat Gaungkan Isu Keberlanjutan
Dion Wiyoko dan Chelsea Islan menjadi duta dan advokat Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.
Dosen UNJ Ubedilah Badrun Kembali Laporkan Kaesang ke KPK atas Gaya Hidup Mewah
15 jam lalu
Dosen UNJ Ubedilah Badrun Kembali Laporkan Kaesang ke KPK atas Gaya Hidup Mewah
Ubedilah Badrun melaporkan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, mengenai style hidup mewah, termasuk penggunaan jet pribadi Gulfstream.
Studi IESR: Lapangan Kerja Hijau Bisa Kurangi Angka Pengangguran di Indonesia
1 hari lalu
Studi IESR: Lapangan Kerja Hijau Bisa Kurangi Angka Pengangguran di Indonesia
Kajian IESR berbareng Koaksi mengenai penerapan transisi daya menunjukkan terbukanya lapangan kerja hijau dapat mengurangi jumlah pengangguran
Pedagang Cula Badak Ditangkap di Palembang, KLHK: Tiap Gram Dijual Rp 35 Juta Lewat FB
2 hari lalu
Pedagang Cula Badak Ditangkap di Palembang, KLHK: Tiap Gram Dijual Rp 35 Juta Lewat FB
Gakkum KLHK menangkap ZA (60 tahun), pelaku perdagangan cula badan dan pipa gading gajah nan berdagang melalui Facebook
3 Situs Warisan Dunia di Indonesia Terancam Punah
3 hari lalu
3 Situs Warisan Dunia di Indonesia Terancam Punah
Penelitian Climate X , menyoroti Situs Warisan Dunia mana saja nan dapat musnah lantaran perubahan iklim.
Dampak Perubahan Iklim, Pakar UI Peringatkan Tren Naiknya Masalah Kesehatan
3 hari lalu
Dampak Perubahan Iklim, Pakar UI Peringatkan Tren Naiknya Masalah Kesehatan
Pengajar UI Budi Haryanto mengingatkan soal akibat perubahan suasana terhadap meningkatnya masalah kesehatan.
Sri Mulyani Sebut Indonesia Inisiator Pertama Bahas Perubahan Iklim dari Sisi Ekonomi dan Finansial
4 hari lalu
Sri Mulyani Sebut Indonesia Inisiator Pertama Bahas Perubahan Iklim dari Sisi Ekonomi dan Finansial
Sri Mulyani mendapat "Climate Hero Award" atas komitmen mengenai masalah perubahan suasana dalam agenda ekonomi dan finansial