Komisi VI DPR Pastikan Utang Whoosh Tak Akan Pakai APBN

Sedang Trending 4 jam yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi VI DPR Firnando Hadityo Ganinduto menyatakan tak bakal ada duit APBN nan dikeluarkan untuk pelunasan utang proyek kereta sigap Jakarta-Bandung, Whoosh, ke China.

Firnando mengatakan perihal itu dipastikannya lantaran Whoosh alias juga dikenal kereta sigap Indonesia China (KCIC) merupakan proyek business to business (B2B), dan bukan proyek government to government (G2G) antara Indonesia dan China.

"Nah saya pastikan jika ada apa-apa dengan proyek ini, ini udah pasti bukan pakai APBN. Karena ini dari awal B2B, bukan G2G. Jadi enggak ada urusannya dengan APBN," kata Firnando dalam program Head to Head CNN Indonesia TV, Rabu (22/10) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu fix, itu sudah pasti dan enggak bakal berubah," imbuh personil DPR dari fraksi Golkar itu.

Firnando karenanya mewanti-wanti masyarakat agar tak perlu cemas soal rumor nan menyebut bakal ada penggunaan APBN untuk melunasi utang Whoosh.

Sebagai solusi, Firnando mengatakan masalah KCIC selanjutnya bakal ditangani Danantara. Sebagai holding dari seluruh BUMN, lanjut dia, Danantara bakal mengambil langkah sigap mengatasi polemik utang KCIC alias Whoosh.

Firnando mengatakan pihaknya telah berbincang dengan Danantara maupun PT Kereta Api Indonesia (KAI) membahas solusi nan bakal diambil.

Pada kesempatan itu, Firnando belum mengungkap keputusan dari hasil pembicaraan tersebut. Namun, dia memastikan perihal itu tak bakal memakai APBN.

"Dan kami di Komisi VI udah bicara dengan Danantara, dan Direktur Utama KAI, udah ada solusi nan bakal kita lakukan. Dan pasti itu tidak bakal pakai APBN," katanya.

Firnando mengaku telah mencermati persoalan mendasar dari proyek tersebut, ialah kembang nan terlalu besar, namun penjualan nan kecil. Sehingga, solusinya Danantara kudu meningkatkan tingkat penjualan.

"Jadi nan kudu kita lakukan adalah kita kudu menekan kembang ini, dan kita kudu naikkan sales ini. Gimana caranya, Danantara kudu datang di sini," katanya.

Salah satu persoalan nan sempat mengemuka dalam pembangunan Whoosh sebagaimana terangkum dalam catatan  CNNIndonesia adalah pembengkakan nilai proyek dan kalkulasi investasi nan kurang cermat.

Nilai investasi proyek tersebut melesat jadi US$7,2 miliar alias Rp116,54 triliun (asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS) dari semula US$6,07 miliar alias sekitar Rp86,67 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS) dalam proposal investasi nan ditawarkan China.

(thr/kid)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional