Surabaya, CNN Indonesia --
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dibekukan oleh pihak dekanat, lantaran mengkritik pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melalui karangan kembang bersuara satire.
Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah Bachtiar melalui buletin aktivitas nan diunggah melalui IG @bemfisipunair menyebut, pihaknya mendapatkan email alias surel perihal pemberitahuan pembekuan BEM dari pihak dekanat.
Pembekuan ini, menurut mereka adalah buntut tindakan BEM FISIP Unair, melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis, nan menyampaikan ucapan selamat kepada presiden dan wakil presiden 2024 terpilih, melalui karya seni satire berbentuk karangan bunga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karangan kembang itu diperlihatkan ke publik pertama kali pada Selasa (22/10) lampau di Taman Barat FISIP Unair.
"Karangan kembang tersebut adalah karya seni satire nan bermaksud untuk mengungkapkan ekspresi kekecewaan atas rentetan kejadian nan terjadi selama Pemilu 2024," kata Tuffa, Sabtu (26/10).
Karangan kembang itu ditempatkan di Taman Barat FISIP Unair pada Selasa (22/10) dengan tulisan, 'Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia nan lahir dari rahim haram konstitusi'.
Kemudian, terdapat foto Prabowo dengan keterangan 'Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar)' dan foto Gibran dengan keterangan 'admin Fufufafa'.
Tuffa menyebut, karangan kembang itu kemudian viral di media sosial, terutama di platform X dan TikTok, dengan respons pro-kontra dan support dari mahasiswa, khususnya mahasiswa Unair nan aktif di media sosial tersebut.
Usai tindakan itu, Tuffa menyebut, BEM FISIP Unair tiba-tiba mendapatkan email alias surel perihal pemberitahuan pembekuan BEM dari pihak dekanat pada Jumat (25/10) pukul 16.13 WIB.
Keesokan harinya, Jumat (25/10) pukul 09.00 WIB, Tuffa berbareng Wakil dan Menteri Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP Unair memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Mereka dimintai keterangan soal karangan bunga.
Usai forum itu, di hari nan sama pukul 16.13 WIB, BEM Fisip Unair mendapat email dari Dekanat FISIP Unair. Melalui surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 nan ditandatangani oleh Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyonto, BEM Fisip Unair dinyatakan dibekukan.
Lebih lanjut, Tuffa mengatakan, pihaknya tidak bakal menyerah meski telah dibekukan. Kabinetnya bakal terus melanjutkan perjuangan sampai periode kepemimpinannya berakhir.
"Per-berita aktivitas ini dirilis, belum ada proses obrolan lebih lanjut dengan Dekan FISIP perihal surat pemberitahuan pembekuan BEM. Kami sepakat untuk tidak menyerah untuk memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan perjuangan sampai waktu demisioner nan telah ditentukan," ucapnya.
Sementara itu, Dekan Fisip Unair Unair Prof Bagong Suyanto mengonfirmasi pembekuan itu. Namun dia mengaku belum bisa berkomentar banyak lantaran tetap bakal melakukan pertemuan dengan BEM FISIP, Senin (28/10) besok.
"Senin saja ya mas. Setelah saya berjumpa BEM FISIP," kata Bagong kepada CNNIndonesia.com.
Ditanya soal pertimbangan pembekuan itu, Ia kemudian mempersilakan dan mengizinkan CNNIndonesia.com untuk mengutip isi surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 nan dikeluarkan Dekanat FISIP Unair.
"Menimbang penggunaan narasi dalam karangan kembang nan tidak sesuai dengan etika dan kultur akademik insan kampus.
Pemasangan karangan kembang di laman FISIP Unair nan dilakukan tanpa ijin dan koordinasi dengan ketua fakultas," isi surat tersebut.
"Sehubungan dengan perihal tersebut, Dekanat FISIP Unair Memutuskan bahwa Kepengurusan BEM FISIP Unair, sejak hari ini dinyatakan dibekukan dan menunggu diterbitkannya Surat Keputusan Dekan FISIP Unair selanjutnya," pungkasnya.
(frd/wis)
[Gambas:Video CNN]