Mahfud: Saya Hakulyakin KKN Sekarang Lebih Besar dari Zaman Orba

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 10 Okt 2024 15:00 WIB

Mahfud mengatakan praktek KKN di era Orde Baru dikoordinir oleh Soeharto. Namun, saat ini KKN terjadi di semua lini dengan mengatasnamakan demokrasi. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD sangat meyakini korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia saat ini lebih besar daripada nan terjadi di era Orde Baru. (CNN Indonesia/Tunggul)

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD sangat meyakini korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia saat ini lebih besar daripada nan terjadi di era Orde Baru.

Masa Orde Baru ditandai dengan kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto selama nyaris 32 tahun, dari 1966 sampai 1998.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski ada nan tak setuju, saya hakulyakin KKN sekarang jauh lebih besar dari Orba. Jaringan dari atas ke bawah, dari tengah ke samping, besarannya luar biasa," kata Mahfud di aktivitas 'Indonesia Integrity Forum' di Jakarta, Kamis (10/10).

Mahfud mengatakan praktek KKN di era Orde Baru dikoordinir oleh Soeharto untuk dibagi-bagikan ke kroninya. Namun, saat ini KKN terjadi di semua lini dengan mengatasnamakan demokrasi.

"Dan kerakyatan terjadi kerakyatan jual beli," ujarnya.

Mahfud mengatakan proses pendemokrasian di Indonesia makin jelek meski sudah terjadi Reformasi. Padahal, di awal-awal Reformasi Indonesia sempat melahirkan KPK sebagai upaya penguatan lembaga hukum.

Mantan calon wakil presiden itu meyakini saat ini sangat susah untuk memperbaiki kondisi kerakyatan di Indonesia.

"Kita berambisi perbaiki DPR dan mereka enggak mau. Setiap diberikan perbaikan mereka tolak, lantaran merugikan mereka sendiri. Itulah tadi nan disebabkan patronase. Itu persoalan nan kita hadapi. Jadi Indonesia ini aneh. Reformasi untuk pendemokrasian katanya biar KKN habis, malah muncul lagi," kata Mahfud.

(rzr/fra)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional