PENUTUPAN pemerintah alias government shutdown nan terjadi di Amerika Serikat menghalang proses negosiasi tarif antara Indonesia dengan AS. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bakal berkomunikasi dengan AS untuk melanjutkan perundingan.
Menurut Airlangga, selama ini komunikasi bilateral dilakukan secara daring. “Jadi tim negosiasi berkompromi melalui Zoom. Tetapi dengan adanya shutdown di Amerika Serikat, kita (Indonesia) juga kena shutdown, artinya negosiasinya sementara terhenti,” ucap Airlangga dalam konvensi pers di Le Meridien Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Airlangga menyatakan agenda negosiasi selanjutnya belum bisa dipastikan. Pemerintah tetap memantau perkembangan shutdown di AS. “Tetapi saya bakal berbincang juga malam ini dengan USTR (Kantor Perwakilan Dagang AS) untuk gimana langkah selanjutnya,” ucapnya.
Pemerintah AS berakhir beraksi alias mengalami shutdown sejak Rabu, 1 Oktober 2025. Operasional disetop sementara setelah Kongres alias lembaga legislatif AS kandas menyetujui undang-undang alokasi anggaran shopping federal sebelum tahun fiskal baru dimulai. Sejumlah jasa publik di negara tersebut pun terhenti.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto memaparkan negosiasi tetap terus dilakukan. Pembahasan bakal terus bersambung di tingkat teknis melibatkan kementerian dan lembaga terkait.
Sebab, kata Haryo, tetap ada poin-poin perjanjian nan perlu didetailkan. Haryo berambisi keadaan ini tak berlarut dan memengaruhi finalisasi perundingan. “Kami berambisi kondisi politik dalam negeri AS segera selesai dan tidak menghalang penyelesaian negosiasi,” ucapnya.
Pada Juli lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 19 persen atas produk-produk asal Tanah Air nan masuk ke AS. Namun, pemerintah Indonesia sampai saat ini tetap melobi penurunan tarif hingga nol persen untuk beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah, kakao, kopi, dan karet.