CNN Indonesia
Sabtu, 02 Nov 2024 00:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla meminta pemerintah memperketat izin peredaran minuman keras (miras). Tuntutan ini buntut peristiwa dua orang santri di Yogyakarta nan baru-baru ini jadi korban penusukan salah sasaran.
"Kita berambisi regulasinya diperketat," kata Ulil di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (1/11).
Ulil mengaku PBNU memantau peredaran Miras di Yogyakarta makin meluas. Ia mengaku sedih dan prihatin lantaran kondisi ini berakibat pada kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalah miras, masalah kekerasan, sekarang ini di mana-mana marak. Kita mau masalah ini diatasi secepatnya," ucap dia.
Ia pun mengatakan bersungkawa atas penusukan santri Pesantren Krapyak di Yogyakarta oleh pelaku nan dipengaruhi miras. "Kita menuntut agar pihak otoritas norma menangkap dan menindak," ujar Ulil.
Diberitakan, dua orang santri jadi korban penusukan dan penganiayaan di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kedua santri nan menjadi korban ini kuat dugaan merupakan korban salah sasaran.
Polisi telah menangkap tujuh orang nan terlibat dalam kejadian itu. Para tersangka disebut dalam pengaruh miras saat berkasi.
Buntut dari peristiwa ini, ribuan santri dari beragam pondok pesantren (ponpes) menggeruduk Mapolda DIY, Sleman, Selasa (29/10). Mereka mendesak kasus tersebut segera diusut tuntas dan menolak peredaran miras.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun telah menerbitkan petunjuk gubernur agar para kepala wilayah mengawasi ketat penjualan minuman beralkohol.
(rzr/tsa)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.