Per Desember 2024, 14.630 Sapi di Indonesia Terjangkit Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali melanda di sejumlah wilayah di Indonesia. Penyakit menular nan menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, babi, kerbau ini melonjak sejak Desember 2024 lalu.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawaf mengatakan, pandemi ini bermulai sejak pemerintah melonggarkan patokan impor dari berbasis negara menjadi berbasis area pada 2016. Sapi-sapi dari area bebas PMK diperbolehkan masuk Indonesia, meski penyakit itu tetap merebak di bagian lain dari negara asal.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, vaksinasi terhadap sapi-sapi itu belum dilakukan secara berkelanjutan. "Vaksinasi kudu kontinyu. Enggak bisa sekali vaksin selesai," ujar pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) ini saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Januari 2024.

Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) mencatat, pada 28 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025, sapi nan terjangkit PMK mencapai 14.630 ekor. Dari jumlah itu, 123 ekor di antaranya mengalami pemotongan paksa, sementara 338 sisanya mati.

Kasus PMK dilaporkan terjadi 7 provinsi, 50 kabupaten/kota, 152 kecamatan, dan 286 desa. Dalam sehari, sapi nan terjangkit PMK naik hingga ratusan ekor. Pada 9 Januari 2025 misalnya, bertambah 349 ekor sapi nan tertular.

Dari sumber nan sama, pemerintah telah berupaya mengendalikan PMK dengan menyediakan vaksinasi hingga 32.617 dosis, pengobatan terhadap 10.530 ekor sapi, disinfeksi di 605 lokasi, investigasi di 320 lokasi, dan edukasi di 1.075 lokasi. Pengendalian ini dilakukan pemerintah di 12 provinsi, 72 kabupaten/kota, 403 kecamatan, dan 773 desa.

Berdasarkan intensitas penyebaran PMK, pemerintah juga membagi wilayah di Indonesia menjadi tiga zona, ialah area pemberantasan, area pengendalian, dan area pencegahan.

Zona pemberantasan terletak di Provinsi Lampung, Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Zona pengendalian terletak di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi. Seddangkan area pencegahan terletak di Pulau Nusa Tenggara Timur, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.

Di area pemberantasan dan pengendalian, pemerintah bakal mengadakan upaya vaksinasi. Tahun ini, vaksinasi ditargetkan pemerintah mencapai 6,73 juta dosis di area pengendalian, sedangkan di area pemberantasan sebesar 13 juta dosis.

Sebelumnya, World Organisation for Animal Health (WOAH) sempat menyatakan Indonesia bebas pandemi PMK pada 1990. Saat itu, pemerintah menggelontorkan biaya US$ 1,66 miliar untuk memberantas PMK pada 1983-1988. Namun rekor bebas PMK itu musti gugur tatkala pandemi PMK muncul lagi sejak April 2022. Pemerintah menduga virus PMK berasal dari impor hewan selundupan, tapi ada juga dugaan virus ini muncul selepas pelonggaran patokan impor.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis