Perolehan Kontrak Baru dari BUMN dan Swasta Turun, WIKA: Kondisi Bisnis yang Menantang

Sedang Trending 10 jam yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menyatakan saat ini perseroannya sedang menghadapi tantangan, ialah penurunan perolehan perjanjian baru. Emiten dengan kode WIKA itu mengatakan penurunan berasal dari tender proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun swasta. 

“Saat ini Perseroan tengah menghadapi kondisi upaya nan menantang, nan disebabkan adanya penurunan tender proyek di tahun 2024,” kata Corporate Secretary Mahendra Vijaya dalam keterbukaan info di situs Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 14 Februari 2025. 

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan info mengenai Pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A, WIKA menyampaikan bahwa perseroan saat ini tetap dalam keterbatasan likuiditas nan dilatarbelakangi kondisi upaya industri bangunan nan menantang. Selain itu, WIKA juga mengalami keterbatasan unrestricted cash alias duit tunai nan dapat dibelanjakan dari penyerapan Penyertaan Modal Negara (PMN) nan diterima di tahun 2024 belum dapat dilakukan sesuai rencana awal. Kondisi ini akibat adanya dinamika kebijakan dan kondisi proyek. 

Mahendra mengatakan WIKA saat ini sedang mendorong produksi nan berasal dari perjanjian melangkah untuk mengatasi penurunan penjualan dan penerimaan cash perseroan. Selain itu, WIKA juga menjalankan transformasi untuk memperkuat eksekusi proyek dengan lean construction. “Meningkatkan efisiensi dan memperkuat tata kelola perseroan,” kata dia.

Tak hanya itu, WIKA juga saat ini sedang memperluas pasar untuk menggali potensi proyek dan mengerjakan proyek dari BUMN alias swasta nan mendukung Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini bagian dari upaya WIKA untuk meningkatkan perolehan perjanjian baru dan memulihkan likuidasi dalam kondisi bangunan nan minim. 

“Perseroan juga membuka kesempatan strategic partnership dengan pihak swasta maupun asing guna meningkatkan kesempatan perolehan proyek serta keterlibatan perseroan pada proyek investasi asing,” kata Mahendra. 

Hingga 14 Februari, WIKA menyatakan perseroannya belum mendapatkan perjanjian baru di 2025 untuk menghasilkan arus kas masuk nan dapat digunakan untuk bayar atas keseluruhan nilai obligasi dan sukuk. Padahal, pembayaran sukuk dan obligasi jatuh tempo pada 18 Februari 2025. 

WIKA memastikan saat ini perseroannya belum ada rencana untuk bekerja-sama alias diversifikasi upaya untuk mengatasi masalah ini. WIKA bakal tetap konsentrasi pada upaya bangunan sesuai pengarahan para pemegang saham. Selain itu, WIKA juga membuka kesempatan untuk bekerja-sama dengan swasta maupun asing untuk meningkatkan kesempatan perolehan proyek. “Sesuai pengarahan pemegang saham,” kata Mahendra. 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis