TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, lewat anak usahanya PT Daya Bumindo Karunia (DBK) mendapat akomodasi angsuran senilai Rp2,4 triliun dari Bank Negara Indonesia alias BNI. Dana tersebut bakal digunakan untuk memproduksi batubara metalurgi di Kalimantan Tengah.
Direktur Utama Petrindo, Michael, mengatakan akomodasi pendanaan dari BNI telah resmi diperoleh pada Senin, 23 Desember 2024 lalu. Melansir info resmi dari Petrindo, akomodasi angsuran dari BNI bakal jatuh tempo 120 bulan setelah penarikan transaksi.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
“Produksi batubara metalurgi oleh anak perusahaan merupakan upaya diversifikasi portofolio Petrindo untuk memperkokoh posisinya sebagai perusahaan induk di industri pengolahan batubara,” kata Michael dalam keterangan di laman keterbukaan Bursa Efek Indonesia, Jumat, 27 Desember 2024.
Michael mengatakan, DBK saat ini juga tengah mengintegrasikan akomodasi produksi lewat pembangunan akomodasi kantor, penyimpanan penyimpanan bahan bakar, hingga tempat tinggal karyawan. Selain itu, perusahaan ini juga membangun akomodasi prasarana jalan tambang sepanjang 149 kilometer nan menjangkau area operasional.
“Pembangunan prasarana seperti jalan, area instansi serta penyimpanan penyimpanan bahan bakar ini bakal memperlancar aktivitas produksi serta transportasi DBK di masa depan,” ujarnya.
Integrasi serta pembangunan akomodasi milik DBK, kata Michael, dilakukan oleh anak upaya Petrindo lainnya ialah PT Petrosea Tbk (Petrosea) sebagai perusahaan multidisiplin perjanjian pertambangan dan EPC terintegrasi.
Sebelumnya, pada bulan Juni 2024, Petrosea telah menandatangani perjanjian jasa pengembangan prasarana tambang dengan DBK sebagai penerapan dari strategi jangka panjang nan mencakup pengembangan upaya dan ekspansi bisnis.
Seperti diketahui, konglomerat Prajogo Pangestu merupakan pemegang 84,96 persen saham dari Petrindo. Prajogo tercatat sebagai jejeran teratas orang terkaya di Indonesia pada 2024 ini.