Polemik Proyek Food Estate Merauke Prabowo dan Jokowi, Ekonom: Menyimpan Risiko Besar

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek food estate di Merauka nan dirancang Jokowi dan Prabowo nan digadang-gadang sebagai salah satu solusi ketahanan pangan nasional sekarang menuai kontroversi.

Proyek food estate Merauka ini menjadi bagian dari kebijakan Presiden Joko Widodo dan calon presiden terpilih Prabowo Subianto, nan difokuskan di Merauke, Papua Selatan. Meski digadang sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), keberhasilan food estate ini dipertanyakan oleh beragam pihak, termasuk para master ekonomi dan lingkungan.

Food Estate Merauke

Proyek food estate di Merauke mencakup lahan seluas 2,29 juta hektare dan merupakan bagian dari program besar ketahanan pangan nan dimulai sejak awal 2020.

Wilayah Merauke dianggap potensial lantaran luas lahannya, dan proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi ketergantungan Indonesia pada impor beras. Namun, proyek ini juga menghadapi tantangan besar, terutama mengenai kondisi geografis Merauke nan terdiri dari rimba rawa.

PT Jhonlin Group, perusahaan nan terlibat dalam proyek ini, menghadapi kesulitan besar dalam membuka lahan dan membangun infrastruktur. Belasan ekskavator tenggelam dalam rawa selama proses konstruksi, dan jalan sepanjang 135,5 kilometer nan sedang dibangun juga memerlukan penanganan khusus. Meskipun ada tantangan teknis, perusahaan tetap optimis proyek ini bakal berhasil.

Namun, banyak pihak nan skeptis terhadap keberhasilan proyek ini. Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Uli Arta Siagian, menilai proyek ini lebih banyak merugikan lingkungan dan masyarakat lokal.

Penebangan rimba dan alih kegunaan lahan menjadi ancaman besar bagi kelestarian lingkungan, sementara manfaatnya bagi masyarakat lokal diragukan. Selain itu, Uli Arta juga memperingatkan bahwa proyek ini dapat memperburuk perubahan iklim.

Disebut Proyek Bom Waktu

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai proyek food estate di Merauke menyimpan akibat besar. Menurutnya, proyek ini bisa menjadi peledak waktu bagi pemerintahan Prabowo nan terpilih pada periode 2024-2029. Setelah proyek serupa di Kalimantan gagal, banyak nan mengkhawatirkan bahwa proyek di Merauke bakal bernasib sama.

Iklan

Proyek food estate ini memang menjadi bagian dari rencana besar ketahanan pangan nan digarap oleh Presiden Jokowi. Jokowi sendiri telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2024 tentang percepatan swasembada gula dan bioetanol di Merauke pada April 2024.

Namun, proyek ini dinilai oleh Wijayanto dan beberapa master lainnya berpotensi menimbulkan akibat negatif seperti bentrok sosial dan kerusakan lingkungan, terutama bagi masyarakat budaya di sekitar wilayah proyek.

“Kalau dipaksakan, bisa menjadi IKN lima tahun mendatang. IKN jenis Pak Prabowo,” ujar Wijayanto.

Kelanjutan Proyek

Meski menuai banyak kritik, proyek food estate ini terus berlanjut. Pada April 2024, Presiden Jokowi mempercepat penyelenggaraan proyek dengan konsentrasi pada swasembada gula dan bioetanol. Namun, proyek ini memicu perdebatan di kalangan pemerintahan Prabowo, mengingat langkah sigap Jokowi nan memperluas pengembangan lahan untuk tebu justru menimbulkan kekhawatiran bahwa proyek pangan padi bakal terbengkalai.

Di tengah beragam polemik, Prabowo nan sebelumnya sudah lama mendambakan proyek food estate ini berupaya mengambil langkah cepat. Namun, tantangan di lapangan, mulai dari masalah teknis hingga bentrok sosial dan lingkungan, tetap menjadi halangan besar nan kudu diatasi.

Apakah proyek ini bakal menjadi solusi jangka panjang bagi ketahanan pangan Indonesia alias justru peledak waktu seperti nan diperkirakan, tetap menjadi tanda tanya besar bagi banyak pihak.

PUTRI SAFIRA PITALOKA  | AGUNG SEDAYU | NABILLA AZZAHRA

Pilihan Editor: Proyek Food Estate di Merauke, Pertaruhan Jokowi dan Prabowo

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis