TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk nan berjalan pada Jumat, 15 November 2024, menjadikan penunjukan Fadjar Prasetyo sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Garuda Indonesia.
Selain itu juga, pada RUPSLB tersebut memutuskan Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra.
Profil Fadjar Prasetyo
Fadjar Prasetyo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), nan telah memasuki masa pensiun pada 9 April 2024. Ia diangkat menjadi KSAU pada 20 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi, menggantikan Marsekal Yuyu Sutisna. Pengangkatan tersebut berasas Keputusan Presiden Nomor 32 dan 33 TNI 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAL dan KSAU, serta Keppres Nomor 34 dan 35 TNI 2020 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI.
Fadjar Prasetyo lahir pada 9 April 1966 dan merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1988. Ia mengawali kariernya sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, pada 1990 hingga 1995. Selanjutnya, dia bekerja di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, mengoperasikan pesawat Fokker F-28 dan Boeing B-707. Pada 2013, dia menjabat sebagai Komandan Skuadron Udara 17 dengan pesawat Boeing 737-200.
Pada tahun 2016, Fadjar diangkat sebagai Direktur Pendidikan dan Latihan di Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Udara (Kodikau). Dengan pangkat Marsekal Muda, dia memegang peran krusial dalam peningkatan kualitas pendidikan dan training di TNI AU. Tugas-tugas kepemimpinan terus bertambah, dan pada 2017, dia dipercaya untuk kembali menjadi Komandan Lanud Halim Perdanakusuma.
Tahun 2018 menandai pencapaian besar dalam kariernya ketika dia diangkat menjadi Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I. Dalam kapabilitas ini, Fadjar memimpin beragam operasi besar nan bermaksud memperkuat kesiapan dan kekuatan TNI AU. Salah satu operasi nan terkenal adalah Lintas Rajawali, nan sukses dilaksanakan dengan predikat zero accident.
Kariernya semakin menanjak dan pada 2019, dia ditunjuk sebagai Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II. Di posisi ini, Fadjar bertanggung jawab atas pertahanan wilayah darat, laut, dan udara di sejumlah provinsi strategis, termasuk Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Di bawah kepemimpinannya, Kogabwilhan II sukses mengintegrasikan beragam pangkalan TNI dari tiga matra.
Pada 2020, Fadjar Prasetyo diangkat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) oleh Presiden Joko Widodo, menggantikan Marsekal Yuyu Sutisna. Pengangkatan ini tercatat dalam Keputusan Presiden Nomor 32 dan 33 TNI 2020. Sebagai KSAU, dia terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga pertahanan negara, terutama di sektor udara, nan semakin krusial di era modern ini.
Selain di bumi militer, Fadjar juga berkontribusi di bagian sosial kemanusiaan. Ia pernah memimpin pemindahan korban unjuk rasa di Wamena, Papua, serta terlibat dalam beragam aktivitas sosial lainnya. Kinerja dan dedikasinya telah diakui secara internasional, dengan pemberian penghargaan Order of Australia dalam bagian militer pada 2024 atas jasanya dalam memperkuat hubungan pertahanan bilateral Indonesia-Australia.
Fadjar melaporkan kekayaan kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui e-LHKPN sejak 2018. Pada tahun tersebut, kekayaannya tercatat sebesar Rp 4,6 miliar saat menjabat sebagai Pangkoopsau I. Pada 2019, kekayaannya meningkat menjadi Rp 4,7 miliar ketika menjabat sebagai Pangkogabwilhan II. Pada 2021, saat menjabat sebagai KSAU, kekayaannya tercatat sebesar Rp 12,1 miliar.
Menjelang pensiun, Fadjar Prasetyo sekarang memulai babak baru dalam kariernya di bumi bisnis. Pada 15 November 2024, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Fadjar resmi diangkat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Garuda Indonesia. Pengangkatan ini menandai peran baru Fadjar setelah mengakhiri tugas militernya, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nan signifikan dalam pengelolaan perusahaan penerbangan nasional.
MYESHA FATINA RACHMAN I SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I JONIANSYAH