Ridwan Kamil soal Penolakan Warga di Jaktim: Ujungnya Mendukung Juga

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Bakal calon gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil (RK) merespons santuy adanya penolakan penduduk di Jakarta Timur ketika dirinya berjamu beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan perihal tersebut sebagai dinamika lapangan semata lantaran ujung-ujungnya pihak nan menolak tersebut mendukung dirinya.

"Contoh ya, kadang-kadang hanya komunikasi dari kepanitiaan saja. Untuk saya ke Bamus Betawi kan, jadi terjadi dinamika di lapangan. Ujungnya kan salaman, selfie sama saya, mendukung juga. Hanya gara-gara belum koordinasi di level RT-nya gitu," kata RK di kediaman Sutiyoso, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RK menilai penduduk tersebut bukan menolak kehadiran dirinya. Ia mengatakan gelaran aktivitas tersebut koordinasinya belum matang hingga 100 persen.

Ia menjelaskan kehadirannya di aktivitas Bamus Betawi kala itu mempunyai niat baik untuk belajar mengenai persoalan di wilayah tersebut. Namun, dia menganggap wajar ekspresi menolak dan menerima dalam suasana demokrasi.

"Datang juga kulonuwun, tidak asal tiba tiba datang tanpa permisi kan. Jadi saya sudah dua kali Pilkada, perihal dinamika seperti itu ini selalu menyertai pesta kerakyatan kita, jadi saya dibawa santuy aja," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah orang sempat meluapkan ketidaksukaan pada aktivitas Bamus Betawi nan dihadiri Ridwan Kamil di Jaktim beberpa waktu lalu.

"Saya mendukung aktivitas ini, tapi kenapa masyarakat sekitar tidak dihargai. Kami sudah lama tinggal di sini," kata salah satu laki-laki nan meluapkan emosinya itu kepada panitia aktivitas tersebut.

Sementara itu, Politisi Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan bahwa adanya penolakan terhadap RK di Jakarta merupakan perihal nan biasa.

Ridwan Kamil menggandeng Suswono sebagai cawagubnya untuk maju di Pilgub Jakarta. Pasangan ini didukung 15 partai ialah Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, dan PBB. Kemudian, Perindo, PAN, PPP, PKN, Prima, serta Garuda.

(rzr/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional