TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan nilai tiket pesawat bisa turun 10 persen dalam beberapa bulan mendatang. Sebab, Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat sudah bekerja.
"Kalau semuanya bisa kita lakukan nan quick win, nan sigap perkiraan dua-tiga bulan dan sebelum Oktober, sebelum akhir pemerintahan (Jokowi), bisa (turun nilai tiket pesawat)" ujar Sandiaga kepada wartawan di Kemenparekraf, Senin petang, 22 Juli 2024. Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin bakal segera berhujung dan digantikan oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Menurut Sandiaga, Satgas Penurunan Tiket Pesawat mempunyai sejumlah langkah terobosan dalam mengevaluasi nilai tiket pesawat. Di antaranya, soal biaya avtur, biaya suku cadang, perizinan, PPn, hingga pajak penumpang.
Selain itu, Sandiaga mengatakan pemerintah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan untuk menyediakan tiket pesawat murah. Ia menyatakan Garuda Indonesia menyatakan untuk menawarkan sejumlah promo.
Eks Wakil Gubernur Jakarta itu juga mengimbau masyarakat memilih waktu berekreasi nan tepat untuk menyiasati tingginya nilai tiket pesawat. "Kita bisa menyesuaikan periode nan tidak terlalu membebani," ujar Sandiaga.
Tingginya nilai tiket pesawat tetap menjadi rumor hingga saat ini. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pernah mengatakan perihal ini terjadi lantaran jumlah pesawat di Indonesia tetap jauh di bawah kebutuhan. "Pak Menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) mengatakan ada 400 (pesawat), kebutuhannya 700," kata Erick ketika ditemui di Kementerian BUMN, Kamis, 23 November 2023.
Iklan
Merespons situasi ini, beberapa waktu lampau Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sedang menyiapkan langkah efisiensi penerbangan untuk menurunkan nilai tiket pesawat, salah satunya mengenai pertimbangan operasi biaya pesawat.
Luhut menjelaskan bahwa Cost Per Block Hour (CBH) nan merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi rincian pembentukannya. “Kami juga merumuskan strategi untuk mengurangi nilai CBH tersebut, berasas jenis pesawat dan jasa penerbangan,” ujar Luhut, dikutip dari Antara.
Pilihan Editor: Siap-siap Wajib Asuransi Kendaraan