TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan, di samping program unggulan Makan Bergizi Gratis, ada program besar lain nan dicanangkan untuk masa kepemimpinan Prabowo - Gibran. Program itu adalah pengadaan rumah layak huni.
Program tersebut merupakan buah dari kemauan Prabowo untuk membentuk kembali Kementerian Perumahan.
“Pogram besar ini, pembangunan 2 juta unit rumah di pedesaan setiap tahun dan 1 juta unit apartemen di perkotaan setiap tahun,” kata Hashim pada aktivitas pembukaan Rakernas ke-20 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 September 2024.
Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kementerian Pekerjaan Umum memang merupakan dua badan nan terpisah. Akan tetapi, sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, keduanya dilebur di bawah satu genting menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Basuki Hadimuljono nan kemudian ditunjuk untuk memimpin badan tersebut.
Mengutip info pemerintah, Hashim menyebutkan, ada sekitar 11 juta family nan menunggu rumah layak huni. Di samping itu, ada 27 juta family lain nan mempunyai rumah tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai rumah layak huni. “Berarti, saat ini ada 37 juta family nan menunggu rumah kayak huni."
Dengan kondisi seperti itu, Hashim menambahkan, pemerintah hanya bisa merealisasikan 200 ribu unit rumah sejak 10 tahun lalu. Sehingga, terjadi penumpukan jumlah family nan mengantre untuk rumah layak huni dan terus bertambah setiap tahunnya hingga hari ini.
Iklan
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menyayangkan kondisi tersebut. Menurutnya, rumah tidak layak huni bisa membawa penghuninya pada kondisi kesehatan nan jelek dan berpotensi pada terjadinya stunting. “Karena stunting bukan hanya masalah gizi, tapi masalah penghidupan,” kata Hashim.
Hashim berpandangan bahwa Indonesia perlu optimistis menyambut program tersebut lantaran Indonesia merupakan pasar nan besar di mata global. "Dan orang banyak nan skeptis, ragu-ragu, apakah kita bisa dan sebagainya dan sebagainya. Saya bisa katakan normal ini, kita mampu, biaya bakal ada, kita bakal bangun," tuturnyq.
Lebih lanjut, dia memberikan komparasi dengan capaian milik negara tetangga, Singapura. “Singapura satu juta unit apartemen dalam 40 tahun pembangunan, kita mau bikin satu juta unit apartemen setiap tahun. Itu bedanya,” ucap Hashim.
Pilihan Editor: Terpopuler Bisnis: Jokowi Klaim Pemindahan IKN Kehendak Rakyat, Promo Payday Pembelian Tiket Pesawat