Yogyakarta, CNN Indonesia --
Sri Sultan Hamengku Buwono X buka bunyi soal gugatan terhadap PT KAI (Persero) mengenai lahan milik Keraton Yogyakarta.
Sultan mengaku sudah sejak lama berkomunikasi dengan PT KAI soal aset Keraton berupa lima bagian tanah berstatus Tanah Kasultanan (Sultan Ground) nan dicatat sebagai aktiva tetap BUMN tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Komunikasi) tidak hanya PT KAI, kejaksaan, Mahkamah Agung, (Kementerian) Keuangan semua sudah. Tapi tidak berani membatalin (status aset)," kata Sultan ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (15/11).
Gubernur DIY itu menyebut penghapusbukuan status aset hanya bisa dilakukan lewat putusan pengadilan. Sehingga, atas dasar kesepakatan para pihak mengenai maka diputuskan pengajuan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Yogyakarta, Oktober 2024 lalu.
"Prosesnya sudah lama, ya jika mereka ndak sepakat ya saya ndak ke pengadilan," katanya.
Setelah penghapusbukuan berasas putusan pengadilan, maka seluruh aset PT KAI nan dibangun di atas objek perkara bakal tercatat statusnya sebagai Hak Guna Bangunan (HGB). Sultan tak mempermasalahkan Tanah Kasultanan dipakai oleh BUMN asal tertib administrasi.
"Jadi kelak nan terjadi (usai putusan pengadilan) itu kira-kira PT KAI punya aset, HGB di atas Sultan Ground. Udah itu aja," ujarnya.
Sementara, kata Sultan, nominal tuntutan tukar rugi Rp1.000 kepada pihak tergugat hanya sebatas formalitas semata.
"Ya kudu ada kerugian, jika tidak gimana, itu kan aspek hukumnya," katanya.
Sebelumnya, Keraton Yogyakarta melayangkan gugatan ke PN Yogyakarta mengenai kepemilikan tanah nan diklaim sebagai aset PT KAI. Dalam gugatannya, mereka turut menuntut tukar rugi sebesar Rp1.000 kepada PT KAI.
Dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Yogyakarta, perkara ini teregister dengan nomor 137/Pdt.G/2024/PN Yyk tertanggal 17 Oktober 2024.
Gugatan ini diajukan Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat nan juga putri Sultan HB X, ialah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono. Sebab klausul PT KAI mencatatkan aktiva tetap nomor ID aset 06.01.00053 nomor AM 400100002010 atas tanah emplasemen Stasiun Tugu Yogyakarta lintas Bogor-Yogyakarta KM 541+900-542+600 seluas 297.192 meter persegi.
Dalam perihal ini, penggugat memohon agar pengadilan menerima serta mengabulkan gugatan seluruhnya, dan menyatakan penggugat mempunyai kewenangan atas tanah di emplasemen Stasiun Tugu.
Selain PT KAI sebagai tergugat I, ada pula Kementerian BUMN RI tergugat II. Sementara pihak turut tergugat meliputi Kantor Pertanahan BPN Kota Yogyakarta, Kementerian Keuangan RI dan Kementerian Perhubungan RI.
(kum/fra)
[Gambas:Video CNN]