Jakarta, CNN Indonesia --
Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) SMK Lingga Kencana Depok Muwardhi mengaku sempat mendengar keluhan soal kondisi bus nan dipakai rombongan dan mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat.
"Kalau dari orang tua saya enggak mendengar (keluhan). Tapi kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta nan perpisahan itu. Dia melihat, "Aduh saya dapat mobil nan sedikit beda", rupanya terjadi perihal itu," ujar Muwardhi kepada wartawan, Minggu (12/5).
Hal berbeda nan dimaksud itu adalah kondisi ban nan terlihat sudah kurang bagus dan AC nan tidak berfaedah namalain rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AC enggak hidup, ban sudah botak-botak," kata dia.
Selain itu, Muwardhi juga sempat mendengar bahwa bus nomor 1 itu mogok di tengah perjalanan. Hal itu nan membikin posisi mobil nomor 1 ini tertinggal dari rombongannya.
Adapun bus itu kemudian diperbaiki dan kembali melanjutkan perjalanan.
"Sebelum kejadian itu sempat mogok. Kemudian diperbaiki teknisinya dan jalan lagi, sehingga mobil nan bertiga itu, mereka nan terakhir," ucap dia.
Muwardi mengakui bahwa kondisi salah satu bus rombongan mempunyai kondisi nan kurang bagus dibanding dua bus lainnya.
"Ternyata dibandingkan nan satu ini, nan dua itu (bus lain) lebih baik," kata dia.
Ia menyebut pihak sekolah tidak menggunakan PO bus tersebut setiap tahunnya. Bahkan, kata dia, aktivitas perpisahan tahun lampau digelar bukan di luar kota.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan dugaan penyebab kecelakaan bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana. Kecelakaan bus tersebut diduga terjadi lantaran masalah rem pada bus tersebut.
"Kecelakaan tersebut diduga lantaran rem blong pada bus," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal dalam keterangan di Jakarta, Sabtu malam, dikutip dari Antara.
Aznal mengatakan bus nan mengalami kecelakaan tersebut tidak mempunyai izin angkutan.
"Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak mempunyai izin angkutan," terang Aznal dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/5) malam.
Aznal mengatakan hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG nan mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat tersebut, telah kedaluwarsa.
"Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Aznal.
Kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5) malam. Para korban tewas adalah 9 orang siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, 1 orang pembimbing dan 1 orang penduduk sekitar kejadian.
Kepala Dinas Kesehatan Subang Maxi menyampaikan total korban, termasuk nan luka, dalam kejadian itu adalah 60 orang.
Sementara itu, pihak kepolisian dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Subang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di letak kecelakaan, Minggu (12/5) pagi.
(pop/DAL)
[Gambas:Video CNN]