22 Ribu Orang Terdampak Banjir dan Longsor di Gorontalo, 28 Tewas

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Senin, 15 Jul 2024 19:21 WIB

Bencana banjir dan longsor di Gorontalo berakibat pada 4.500 rumah terendam dan 28 orang meninggal dunia. Foto udara banjir menggenangi rumah penduduk di Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (13/7/2024). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Makassar, CNN Indonesia --

Bencana banjir dan longsor nan terjadi beberapa hari terakhir di Gorontalo berakibat pada 4.500 rumah terendam dan 28 orang meninggal dunia.

Banjir di Kabupaten dan Kota Gorontalo terjadi sejak Rabu (10/7) akibat hujan deras nan mengguyur wilayah tersebut. Tercatat satu orang meninggal bumi dalam musibah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Gorontalo ada beberapa kejadian, ada longsor, ada banjir, ada banjir dengan intensitas permukaan air nan cukup signifikan. 4.500 penduduk terdampak nan artinya sudah nyaris 22 ribu penduduk terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di akun Youtube BNPB, Senin (15/7).

Sementara itu, tanah longsor di area pertambangan emas tanpa izin di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango menewaskan 27 orang, pada Minggu (7/7).

"Jadi Tim SAR sudah menghentikan pencarian, sesuai dengan kesepakatan dan sudah didiskusikan dengan family korban, sehingga info terakhir meninggal bumi 27 orang dan lenyap 14 orang," ujarnya.

Banjir di Kota Gorontalo menyebabkan delapan kecamatan terdampak dan empat jembatan terputus. Sementara di Kabupaten Boalemo ada dua kecamatan tergenang banjir dan 640 jiwa terdampak dengan ketinggian bervariasi antara 30 cm hingga 50 cm.

"Ini jika kita lihat kondisi beberapa hari terakhir, mulai tanggal 26 Juni, kemudian merembet ke bulan Juli itu, memang kondisi curah hujan di bagian leher dari Sulawesi itu cukup signifikan," jelasnya.

Bencana alam ini, kata Muhari, bukan hanya terjadi di Gorontalo, tapi juga terjadi di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan bagian utara dan Sulawesi Tenggara bagian utara.

"Jadi meskipun kita memandang secara umum ada di kemarau, tapi kita kudu memperhatikan ada kondisi-kondisi regional lain nan mempengaruhi intensitas curah hujan di Indonesia," ujarnya.

(mir/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional