3 Target Prabowo: dari Kelola Sumber Daya Alam Sendiri sampai Tekad Jadi Lumbung Pangan Dunia

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengungkapkan tiga poin nan bakal menjadi targetnya dalam memimpin negara ini setelah pelantikan 20 Oktober 2024.

Pertama, dia mengatakan, bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam melimpah, sumber daya manusia berbobot nan bisa mengelola sendiri seluruh sumber daya alam nan ada.

"Bangsa Indonesia sekarang sudah tidak mau dibodoh-bodohi lagi, sumber daya alam kita tidak mau diambil lagi, kita mau mengelolanya untuk rakyat Indonesia," kata Prabowo dalam sidang senat terbuka wisuda Universitas Pertahanan (Unhan) di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Indonesia merupakan negara keempat terbesar di bumi dari segi jumlah penduduk, sedang dari segi perekonomian, berada di posisi 16 dari sekitar 200 negara.

Kedua, Menteri Pertahanan ini, mengatakan sumber daya manusia (SDM) nan berbobot menjadi kunci dalam upaya menghilangkan kemiskinan dan kelaparan.

"Kita butuh sumber daya manusia nan ocehan dan andal, nan menguasai sains dan teknologi, dan bakal membawa hasil itu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan rakyat segera. Kita butuh solusi hari ini bukan di kemudian hari," katanya.

Ia berkeinginan menghilangkan kemiskinan dan kelaparan, lantaran Indonesia merupakan negara terkemuka di Asia, terlebih merupakan salah satu negara personil G20.

"Kalau tetap ada rakyat kita nan hidup di bawah garis kemiskinan. Ini melukai hati kita, ini melukai perjuangan pahlawan-pahlawan kita, ini melukai tujuan kita menjadi negara dan bangsa," ujarnya.

Menurut dia, ketika dirinya ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden RI, dia segera mengumpulkan pakar-pakar untuk membantunya dalam mengambil kebijakan sebagai tanggung jawab memimpin negara.

Ketiga, Prabowo optimistis Indonesia mempunyai teknologi nan sudah bisa dipakai untuk bukan hanya menjadikan Indonesia swasembada pangan, melainkan juga sebagai lumbung pangan dunia.

"Sekarang kuncinya adalah gimana kita bisa menjaga, mengamankan, dan menggunakan kekayaan-kekayaan tersebut, sehingga kita bisa mengangkat derajat rakyat kita untuk hidup dengan tingkat kualitas hidup nan layak," tuturnya.

Iklan

Impor Beras Paling Banyak sejak 1999?

Realisasi impor beras pada Januari hingga April 2024 tercatat telah mencapai 1,77 juta ton. Sementara rencana impor pada Mei hingga Desember 2024 sebanyak 3,40 juta ton. Menurut Direktur lembaga kajian Next Policy, Yusuf Wibisono, kebenaran ini mengukuhkan kecenderungan mengkhawatirkan lantaran impor beras pada 2023 lampau hanya 3,06 juta ton.

Bila realisasinya sesuai dengan proyeksi, maka impor beras tahun ini bakal menjadi rekor impor beras terbesar, melampaui impor beras tahun 1999 nan mencapai 4,75 juta ton. "Angka ini juga bakal menjadikan Indonesia sebagai negara importir beras terbesar di dunia, mengalahkan Filipina nan rata-rata mengimpor beras sekitar 4 juta ton setiap tahunnya,” ujarnya kepada Tempo, 30 Juli 2024.. 

Dengan menjadi salah satu importir pangan terbesar di dunia, kata Yusuf, Indonesia bakal selalu terpapar akibat impor dan politik proteksionisme pangan global. Dia menyebut, ketergantungan pada pasar pangan dunia bakal memunculkan kerentanan tinggi pada ketahanan pangan nasional. Utamanya dari ketidakpastian pasokan dan nilai pangan internasional. 

Menurut Antara, Perum Bulog mencatat kebutuhan beras di Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton, berasas prognosa neraca pangan nasional periode Januari hingga Desember 2024 nan telah disusun oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Presiden jokowi sebelumnya mengatakan, realisasi impor beras melalui Perum Bulog tidak sampai 5 persen dari total kebutuhan beras nasional.

Menurut Jokowi, impor beras kudu dilakukan demi menjaga nilai beras stabil di tingkat konsumen.

"Enggak ada lima persen kita kudu impor. Ada nan dari Vietnam, Thailand, ada nan dari mana Pak? Kamboja, Pakistan, kudu impor dari sana. Karena masyarakat kita ini sekarang 280 juta orang, semuanya ingin. Nah itu tidak mudah," kata Jokowi saat kunjungan ke Kompleks Pergudangan Bulog Laende di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, 13 Mei 2024.

ANNISA FEBIOLA | ANTARA 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis