Sri Mulyani Klaim Ada 11 Juta Lapangan Kerja Baru Sejak 2021 Saat 52 Ribu Karyawan Di-PHK Setahun Terakhir

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta -  Menteri Keuangan alias Menkeu Sri Mulyani menyatakan berasas statistik terdapat 11 juta lapangan pekerjaan baru dalam tiga tahun terakhir. Pernyataan itu disampaikan Sri Mulyani menanggapi persoalan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) nan terjadi akhir-akhir ini.

“Menurut statistik 11 juta lebih dalam 3 tahun terakhir angkatan kerja baru alias lapangan kerja baru terbuka,” kata Bendahara Negara di instansi Kementerian Keuangan alias Kemenkeu pada Kamis, 4 Oktober 2024.

Meski ramai terjadi pemecatan massal dalam setahun terakhir, Sri Mulyani mengatakan juga tetap terdapat pembukaan lapangan kerja baru. Karena itu, kondisi ini kudu dipandang secara keseluruhan. Perekonomian dalam negeri memang sedang beralih bentuk lantaran sejumlah faktor.

Dia juga mengamini nafas industri padat karya seperti tekstil dan dasar kaki tengah terengah-engah. Beberapa mengalami kolaps sementara nan lain terpaksa melakukan efisiensi jumlah tenaga kerja sehingga terjadi pemecatan massal.

 Di sisi lain, kata Sri Mulyani, ada lapangan kerja baru nan tercipta seiring masuknya investasi asing ke sektor hiliriasi nan juga memerlukan tenaga kerja. Selain itu, saat ini menurutnya juga muncul kesempatan kerja di sektor digital.

“Jadi kita kudu memandang ekonomi Indonesia mengalami perubahan lantaran adanya beragam faktor. Entah itu adalah lantaran teknologi, entah lantaran perubahan dari struktur ekonominya. Kita bakal terus memperhatikan agar masyarakat nan paling rentan mendapatkan dukungan,” katanya.

Data PHK menurut pemaparan Kemnaker

Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan alias Kemnaker sebelumnya melaporkan catatan PHK mencapai 45 ribu dari awal tahun hingga akhir Agustus lalu. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan jumlah ini naik dibanding periode tahun sebelumnya.

“PHK 45.762 per hari ini, 23 Agustus, naik. Di Juli aja kan disparitasnya udah sekitar 4.000-an lebih. Sekarang pasti naik 5.000 dibanding dengan Agustus 2023,” ujarnya saat ditemui awak media dalam aktivitas NakerFest di JiExpo Kemayoran, Jumat, 23 Agustus 2024.

Teranyar, per awal Oktober 2024, Kemnaker mencatat jumlah PHK telah menyentuh nomor 52.993. Indah menyatakan sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar nomor PHK tahun ini dengan total 24.013 tenaga kerja; kemudian aktivitas jasa lainnya 12.853 tenaga kerja; serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan 3.997 tenaga kerja,

“Data tiga provinsi dengan nomor PHK terbesar, ialah yakni Jawa Tengah dengan 14.767 tenaga kerja, Banten 9.114 tenaga kerja, dan DKI Jakarta sebanyak 7.469 tenaga kerja,” kata Indah saat dihubungi Tempo pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Penyebab PHK massal

Indah menjelaskan, ada beberapa aspek nan menyebabkan tingginya nomor PHK tahun ini. Salah satunya adalah menurunnya ekspor serta tingginya impor dalam negeri. Kata dia, perusahaan tidak bisa memperkuat dalam kejuaraan bisnis, ekspor menurun lantaran situasi ekonomi negara lain kurang bagus, serta sikon dunia misalnya adanya perang.

“Serta masuknya barang-barang impor ke pasar dalam negeri,” jelas Indah.

Saat ditanya upaya Kemnaker untuk mencegah PHK terus bertambah, Indah menjelaskan bahwa diperlukan upaya komprehensif meliputi reformasi strategi upaya korporasi dan support kebijakan ekonomi makro.

“Mencegah PHK menurut kami kudu dengan upaya komprehensif termasuk reformasi strategi upaya corporate dan juga support kebijakan ekonomi makro,” tutupnya.

Lesunya sektor manufaktur Indonesia

Iklan

Lesunya sektor manufaktur Indonesia memang telah menjadi sorotan selama beberapa bulan terakhir. Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada sejak Juli hingga September tetap ambruk ke area kontraksi ialah 49,2. Adapun pemisah pertumbuhan PMI manufaktur minimal adalah 50.

Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, mengatakan keahlian perekonomian sektor manufaktur Indonesia nan mengecewakan berangkaian dengan kondisi makro ekonomi dunia nan sedang lesu pada September. Kondisi ini kata dia telah dipicu terjadi penurunan sigap penjualan eksternal dalam kurun dua tahun ini.

“Dengan penurunan tercepat pada penjualan eksternal dalam waktu nyaris dua tahun,” ujarnya dalam rilis buletin nan dibagikan Selasa, 1 Oktober 2024.

Jumlah pengangguran turun

Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2024 menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen. Jumlah ini turun sekitar 790 ribu orang alias 0,6 persen dari periode sebelumnya.

“Meski mengalami penurunan, pengangguran tetap menjadi tantangan terbesar lantaran tetap banyak jutaan orang nan belum terserap lapangan kerja,” ucap Ida Fauziyah dalam keterangan tertulis nan dikutip Senin, 30 September 2024.

Sejalan dengan jumlah pengangguran nan menurun, TPT di Indonesia juga melandai menjadi 4,82 persen pada Februari 2024. Persentase itu berkurang sekitar 0,63 persen, dari sebelumnya sebesar 5,45 persen pada Februari 2023.

Namun, di saat nan sama, info Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) menunjukkan level pengangguran di tanah air menduduki posisi puncak di antara enam negara lain di Asia Tenggara.

IMF mencatat tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,2 persen per April 2024. Kemudian, disusul Filipina sebesar 5,1 persen, Brunei Darussalam sebesar 4,9 persen, Malaysia sebesar 3,52 persen, Vietnam sebesar 2,1 persen, Singapura sebesar 1,9 persen, dan Thailand sebesar 1,1 persen.

Ramai-ramai perusahaan manufaktur PHK tenaga kerja

Selain itu, PHK juga tetap menakut-nakuti beragam industri. Napas industri tekstil dalam negeri misalnya, terengah-engah dalam kurun beberapa waktu terakhir. Kondisi ini ditandai banyaknya perusahaan nan gulung tikar maupun melakukan efisiensi. Akibatnya ratusan hingga ribuan pekerja terkena imbasnya. Mereka terpaksa mendapatkan PHK.

Perusahaan tekstil teranyar nan menutup pabriknya adalah PT S. Dupantex di Pekalongan, Jawa Tengah. Pabrik tersebut berakhir beraksi terhitung sejak 6 Juni 2024 lalu. Akibatnya, 700-an tenaga kerja terkena PHK massal. Perusahaan tersebut menambah deretan pabrik tekstil nan melakukan efisiensi dan menutup upaya sejak akhir 2023.

Selain PT S. Dupantex, perusahaan tekstil di Jawa Barat, PT Alenatex, juga mem-PHK sekitar 700-an tenaga kerja akibat gulung tikar. Kemudian PT Kusumahadi Santosa di Jawa Tengah, juga pailit dan memutus hubungan kerja terhadap sekitar 500 karyawan. Sebanyak 700 tenaga kerja juga diberhentikan dari PT Pamor Spinning Mills, di Jawa Tengah lantaran bangkrut.

Perusahaan tekstil di Jawa Tengah PT Kusumaputra Santosa, juga dikabarkan ambruk dan tercatat mem-PHK sekitar 400 orang. nan terparah akibat bangkrutnya perusahaan tekstil ini adalah dirasakan oleh sedikitnya 8.000 tenaga kerja di PT Sai Apparel. Pabrik di Jawa Tengah itu gulung tikar dan ribuan pekerjanya tersebut terpaksa diberhentikan.

Selain pemecatan lantaran bangkrut, PHK juga terjadi karena efisiensi. Sejumlah perusahaan memberhentikan tenaga kerja demi memangkas anggaran demi bertahan. PHK antara lain menimpa 2.000-an tenaga kerja PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, 400-an tenaga kerja PT Bitratex di Semarang, 300-an tenaga kerja PT Djohartex di Magelang, dan 100-an tenaga kerja PT Pulomas di Bandung.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | ILONA ESTHERINA | OYUK IVANI S | HAN REVANDA PUTRA | CNN
Pilihan editor: 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis