CNN Indonesia
Selasa, 07 Mei 2024 15:50 WIB
Makassar, CNN Indonesia --
Sebanyak 42 anak mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan tambahan pencegah stunting di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Senin (6/5).
Pemberian makanan tambahan (PMT) itu merupakan bagian program pencegahan stunting dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Majene.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Hasdi mengatakan program PMT dari BKKBN Provinsi Sulbar itu dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Majene, salah satunya di Kecamatan Pamboang.
"Targetnya 100 balita nan mendapatkan makanan tambahan, tapi rupanya 42 balita setelah mendapat makanan tambahan mengalami indikasi muntah-muntah," kata Asran, Selasa (7/5).
Dia menerangkan makanan tambahan nan diberikan kepada 42 balita itu berupa bubur, bukan makanan dalam corak kemasan.
"Sampelnya kita sudah siapkan, kita sudah serahkan ke BPOM, kita bakal lihat apakah memang sumbernya dari situ alias ada unsur-unsur nan lainnya," kata dia.
Saat ini sebanyak 42 balita telah mendapatkan perawatan medis baik di puskesmas maupun di rumah sakit.
"40 anak dirawat di puskesmas dan 2 dirujuk ke RS Majene. Kemudian dari 40 anak ini ada 36 orang pagi tadi sudah pulih," ujarnya.
Stunting menjadi salah satu PR besar Indonesia di bagian kesehatan. Pemerintah menargetkan kasus stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024. Namun belakangan sasaran itu bakal dievaluasi lantaran dinilai terlalu ambisius.
Presiden Joko Widodo mengakui sasaran menurunkan kasus stunting menjadi 14 persen pada 2024 tidak mudah. Menurut catatannya, nomor stunting di Indonesia pada akhir 2023 tetap berada di nomor 21,5 persen.
"Seharusnya kita mencapai paling tidak tahun ini 14 persen, tapi saya hitung-hitung rupanya juga enggak mudah. Tapi enggak tahu jika dalam kesempatan setahun ini bisa capai 14 persen lantaran ini pekerjaan nan kudu terintegrasi," kata Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4).
(mir/pmg)
[Gambas:Video CNN]