5 Ciri-ciri Seseorang Tergolong Masyarakat Kelas Menengah

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan pendataan Bank Dunia, Indonesia sempat menunjukkan peningkatan dalam aspek ekonomi. Dilansir dari World Bank, setidaknya terdapat 52 juta orang Indonesia nan tergolong kondusif secara ekonomi, alias satu dari lima orang Indonesia. Di antara jenjang kelas ekonomi, kelas menengah memainkan peran krusial dalam mendorong konsumsi domestik. Konsumsi kelas menengah sekarang menyumbang nyaris separuh dari total konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Namun saat ini, jumlah kelas menengah di Indonesia sedang menurun. Data BPS menunjukkan  belakangan ini, porsi kelas menengah mulai menurun sejak pandemi Covid-19 pada 2019, dari 57,33 juta (21,45 persen) pada 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada 2024. Sedangkan jumlah penduduk nan masuk golongan menuju kelas menengah meningkat dari 128,85 juta (48,20 persen) menjadi 137,50 juta (49,22 persen).

Sebagai gambaran, golongan kelas menengah mencakup masyarakat dengan pengeluaran berkisar Rp 2.040.262 mencapai Rp 9.909.844 per kapita per bulan pada 2024. Angka itu ditentukan oleh standar Bank Dunia soal kelas menengah dengan kalkulasi 3,5-17 kali garis kemiskinan suatu negara.

Dilansir dari laman investopedia.com, secara global, kelas menengah sering kali digambarkan sebagai golongan masyarakat dengan pendapatan nan berada di kisaran median wilayah tempat tinggal mereka. 

Pandangan tentang stratifikasi kelas di masyarakat telah lama dibahas, mulai dari teori kelas sosial Thorstein Veblen hingga Karl Marx. Veblen membagi masyarakat menjadi dua kelas utama ialah kelas pekerja nan berjuang untuk mempertahankan hidup dan kelas nan lebih kaya nan mempunyai banyak waktu luang.

Sementara itu, Marx mengklasifikasikan masyarakat berasas kontrol terhadap produksi, dengan kaum bourgeoisie sebagai pemilik modal nan tidak perlu bekerja untuk menghasilkan pendapatan, lantaran mereka dapat mengeksploitasi tenaga kerja untuk untung mereka.

Kelas menengah muncul sebagai golongan nan semakin dominan di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju dan area Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Lantas, apa saja ciri-ciri seseorang tergolong masyarakat kelas menengah?

Masih dari sumber nan sama, berikut 5 ciri-ciri seseorang tergolong masyarakat kelas menengah:

1. Punya Rumah

Memiliki rumah sendiri sering dianggap sebagai tanda stabilitas dan pencapaian ekonomi bagi banyak orang, termasuk di Indonesia. Perubahan status dari penyewa menjadi pemilik rumah menandakan adanya peningkatan dalam kondisi ekonomi. Di Amerika Serikat, misalnya, kepemilikan rumah tetap menjadi angan banyak orang, meskipun nilai rumah dapat sangat bervariasi tergantung pada letak geografis.

2. Punya Kendaraan Pribadi

Memiliki kendaraan pribadi seperti mobil memberikan kebebasan bergerak dan kenyamanan nan tidak ditawarkan oleh transportasi umum. Di Indonesia, seperti halnya di banyak negara lain, mempunyai mobil adalah tanda bahwa seseorang telah mencapai tingkat ekonomi nan lebih baik. Jenis dan nilai mobil nan dimiliki pun dapat menjadi parameter status sosial.

3. Pendidikan Tinggi untuk Anak-anak

Keluarga kelas menengah biasanya sangat mementingkan pendidikan tinggi bagi anak-anak mereka. Mereka berupaya menyekolahkan anak-anak mereka ke universitas alias perguruan tinggi nan baik, meskipun biaya pendidikan bisa sangat tinggi. Pendidikan tinggi dianggap sebagai investasi krusial untuk masa depan anak dan keluarganya.

4. Jaminan Pensiun

Mempersiapkan masa pensiun adalah salah satu prioritas utama bagi banyak family kelas menengah. Mereka berupaya menabung dan berinvestasi untuk memastikan bahwa mereka dapat menikmati masa pensiun dengan nyaman. Kebutuhan bakal biaya pensiun ini bisa sangat bervariasi, tergantung pada style hidup nan diinginkan di masa pensiun.

5. Akses ke Layanan Kesehatan nan Memadai

Kesehatan merupakan prioritas utama bagi kelas menengah, dan akses terhadap jasa kesehatan nan berbobot adalah salah satu kebutuhan penting. Biaya perawatan medis dan obat-obatan nan terus meningkat membikin asuransi kesehatan menjadi semakin esensial bagi mereka. Tidak mempunyai cakupan jasa kesehatan nan memadai bisa menimbulkan akibat finansial nan serius jika terjadi masalah kesehatan nan tak terduga.

KARUNIA PUTRI | Rr. ARIYANI YAKTI WIDYASTUTI | WORLD BANK | INVESTOPEDIA

Pilihan Editor: Jumlah Kelas Menengah Terus Turun, Ini nan Dilakukan Pemerintah

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis