53 Tahun KA Parahyangan Menjejak Rel Jakarta - Bandung Pulang Pergi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, JakartaKA Argo Parahyangan adalah hasil peleburan KA Argo Gede dan KA Parahyangan nan tercatat telah beraksi sejak 31 Juli 1971. Sampai saat ini, KA Argo Parahyangan tergolong dalam rangkaian kereta api tertua di Indonesia. Kereta ini juga lebih sering disebut sebagai KA Parahyangan daripada KA Argo Parahyangan. 

KA Argo Parahyangan beraksi setiap hari dengan jumlah perjalanan sebanyak 9 kali pulang dan pergi. KA Argo Parahyangan melangkah dengan rute 166 kilometer nan memerlukan waktu tempuh sekitar 3 jam sampai 3 jam 15 menit. Relasi perjalanan kereta ini adalah Stasiun Gambir-Stasiun Bandung (pulang pergi). 

KA Argo Parahyangan menawarkan tiga kelas dalam perjalanannya. Pertama, kelas ekonomi. Pada kelas ini, penumpang bakal mendapatkan tempat duduk format 2-2 dan tidak berhadapan. Penumpang juga bakal mendapatkan akomodasi AC, toilet, dan stop kontak di setiap kursi. Namun, ruang untuk kaki penumpang lebih sempit. Penumpang dapat membeli tiket ekonomi KA Argo Parahyangan dengan nilai Rp150.000. 

Kedua, kelas eksekutif. Pada kelas ini, penumpang bakal mendapatkan tempat duduk format 2-2 nan dilengkapi lampu baca, meja lipat, bantal, selimut, dan injakan kaki. Ruang untuk kaki kelas pelaksana lebih luas daripada kelas ekonomi. Bahkan, kelas pelaksana juga menyediakan injakan kaki. Penumpang dapat membeli tiket kelas pelaksana kereta ini dengan nilai mulai dari Rp250.000.

Ketiga, kelas Luxury. Kelas ini memberikan akomodasi nan lebih nyaman kepada penumpang. Kursi dalam kelas ini dapat diputar dan dimiringkan 140-180 derajat. Selain itu, kelas ini juga menyediakan makanan dan minuman free flow yang tersedia di minibar. Bahkan, penumpang juga bakal mendapatkan perlengkapan kecil, seperti bantal, selimut, handuk wajah, dan lampu baca. Penumpang dapat membeli tiket KA Argo Parahyangan kelas Luxury dengan nilai Rp380.000 sampai Rp510.000.

KA Argo Parahyangan Berhenti Beroperasi

Namun, KA Argo Parahyangan sempat tidak melangkah lantaran adanya Jalan Tol Purbaleunyi nan membikin PT Kereta Api Indonesia alias PT KAI mengalami kerugian sampai Rp36 miliar per tahun.

“Okupansi rata rata sekitar 50 sampai 60 persen. Padahal, jika mau sedikit untung kudu 80 persen,” ucap Vice President Pemasaran Angkutan Penumpang PT KAI, Husein Nurrony, pada 16 April 2010 lalu.

Saat KA Argo Parahyangan berakhir beroperasi, KAI menyediakan perjalanan ke Jakarta dari Bandung menggunakan KA pelaksana Argo Gede nan setiap hari dilayani dengan enam keberangkatan. Pemberhentian KA Argo Parahyangan bukan lantaran ketidakinginan KAI mengakomodasi penumpang kelas upaya bidang Bandung-Jakarta.

Namun, KA Argo Gede nan menggantikan operasi KA Argo Parahyangan juga mengalami kerugian mencapai Rp40 miliar pada 2009. Akibatnya, pada 27 April 2010, KA Argo Parahyangan dihentikan pada 27 April 2010. Lalu, pada 2016, KA Argo Parahyangan dibuka kembali dengan relasi Jakarta-Bandung (pulang pergi).

RACHEL FARAHDIBA R  | ANDIKA DWI | ACHMAD HANIF IMADUDDIN | ALWAN RIDHA RAMDANI

Pilihan Editor: Warga Pilih KA Argo Parahyangan daripada Kereta Cepat, Ini Kata Pengamat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis