6 Lulusan yang Paling Banyak Menganggur Versi BPS, SMA Paling Tinggi?

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, JakartaPengangguran adalah salah satu masalah sosial dan ekonomi nan mempengaruhi beragam aspek kehidupan masyarakat. 

Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024 telah mencatat ada enam golongan lulusan nan menjadi pengangguran tertinggi di Indonesia. Di antara mereka, lulusan SMA mencatatkan jumlah pengangguran tertinggi. 

Pengukuran jumlah pengangguran tersebut dinilai berasas pendidikan tertinggi nan ditamatkan, nan artinya tingkat pendidikan nan dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkat sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).

Selain itu, BPS juga mengukur pengangguran melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT sendiri merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja, mencerminkan tantangan nan dihadapi oleh lulusan dalam memasuki pasar kerja. 

Adapun pengangguran terbuka nan dimaksud mencakup beberapa kategori, termasuk mereka nan tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan, mereka nan tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha, mereka nan tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan lantaran merasa tidak ada peluang, serta mereka nan sudah mempunyai pekerjaan namun belum dapat bekerja.

Lulusan nan Paling Banyak Menganggur Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Lantas, lulusan mana nan paling banyak jadi pengangguran menurut BPS? Berikut informasinya. 

1. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Berdasarkan info BPS, lulusan SMA menunjukkan tingkat pengangguran tertinggi dibandingkan dengan lulusan dari jenjang pendidikan lainnya. 

Per Februari 2024, jumlah pengangguran lulusan SMA mencapai 2.107.781 orang. Sedangkan untuk TPT periode 2021-2023 mencapai 9,09 persen. 

2. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Meskipun lulusan SMK mempunyai kesempatan nan lebih luas untuk memasuki pasar kerja, mereka juga tidak luput dari masalah pengangguran. 

Data BPS mencatatkan jumlah, pengangguran lulusan SMK per Februari 2024 mencapai 1.621.672 orang. Di sisi lain, TPT lulusan SMK periode 2023 menunjukan penurunan menjadi 9,31 persen dibanding tahun 2021 nan mencapai 11,13 persen. 

3. Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 

Jumlah pengangguran lulusan SMP menempati urutan terbanyak nomor tiga menurut info BPS. Per Februari 2024, lulusan SMP nan menjadi pengangguran ada sebanyak 1.154.255. 

Iklan

Angka ini mungkin lebih sedikit dibanding lulusan SMA dan SMK lantaran pemerintah memang mencanangkan program wajib belajar 12 tahun. Di mana generasi bangsa sekurang-kurangnya kudu tamatan sekolah menengah atas. 

4. Lulusan Universitas

Tingkat pengangguran di kalangan lulusan universitas seperti sarjana juga menunjukkan nomor nan signifikan tinggi. 

Jumlah lulusan universitas nan menjadi pengangguran per Februari 2024 mencapai 871.860 orang. 

Persaingan nan ketat di pasar kerja kemungkinan membikin beberapa lulusan terpaksa bekerja di bagian nan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, nan akhirnya menciptakan ketidakpuasan dan kemauan untuk mencari pekerjaan lain.

5. Lulusan Sekolah Dasar (SD)

Lulusan nan hanya mempunyai pendidikan dasar mempunyai jumlah pengangguran nan relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenjang nan lebih tinggi. 

Jumlah pengangguran lulusan SD saat ini mencapai 857.486 orang. Namun ini bukan berfaedah mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Banyak dari mereka nan akhirnya bekerja di sektor informal alias pekerjaan dengan bayaran rendah, nan tidak memerlukan keahlian khusus.

6. Lulusan Diploma/Akademi/Diploma

Lulusan diploma alias akademi rupanya menjadi lulusan nan jumlah penganggurannya paling sedikit. 

Per Februari 2024, jumlah pengangguran lulusan Diploma/Akademi hanya sekitar 173.846 orang. TPT periode 2023 lulusan diploma juga mengalami penurunan mencapai 4.79 persen dari nan sebelumnya 5.87 persen. 

RIZKI DEWI AYU

Pilihan Editor: Indonesia Urutan Pertama Tingkat Pengangguran Tertinggi di ASEAN

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis