9,8 Juta Kelas Menengah RI Turun Kasta, Ini Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kelas menengah RI tercatat makin menyusut. Badan Pusat Statistik mencatat hingga 2024, jumlah masyarakat nan masuk kategori ini sebesar 47,85 alias turun 9,48 juta dibanding saat pandemi nan sebanyak 57,33 juta orang.

Catatan BPS sejalan dengan riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Peneliti makro LPEM FE UI, Teuku Riefky menilai penurunan signifikan memang terjadi dari kelas menengah menjadi calon kelas menengah. Bahkan mungkin saja turun ke golongan rentan miskin. “Apabila kelas menengah terus turun, tentu pertumbuhan ekonomi bakal turun, lantaran secara keseluruhan daya beli masyarakat menurun,” kata dia kepada Tempo, dikutip 31 Agustus 2024.

Hingga kuartal kedua 2024, pertumbuhan ekonomi tetap berada pada kisaran 5,05 persen. Sementara tahun depan ditargetkan berada pada rentang 5,2 persen. Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan apalagi menargetkan ekonomi RI dapat tumbuh 8 persen pada pemerintahannya. Penyusutan kelas menengah tentu bakal berakibat pada konsumsi dan daya beli nan nantinya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

LPEM FE UI memaparkan penyusutan apalagi terjadi sejak 2018. Sejak 2014 hingga 2018 jumlah masyarakat kelas menengah tercatat bertambah hingga lebih dari 21 juta jiwa, alias meningkat dari 39 juta jiwa menjadi 60 juta jiwa.

Riefky memaparkan perlu ada terobosan nan dilakukan untuk meningkatkan nomor kelas menengah RI. Ia juga menyoroti rencana pembatasan BBM Subsisdi. Meski penyalurannya tetap belum tepat sasaran, dia berambisi ada penyangga nan disiapkan agar daya beli tidak makin tergerus.

Iklan

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan terjadi pergeseran shopping penduduk kelas menengah RI. Prioritas pengeluaran kelas menengah berupa perumahan dan makanan menurun, sementara shopping intermezo dan keperluan pesta naik. “Ada pergeseran alias shifting prioritas pengeluaran kelas menengah dalam 10 tahun terakhir,” ujar Amalia dalam rapat cengkir komisi XI di DPR, Rabu 28 Agustus 2024.

Satu dasawarsa lalu, Amalia memaparkan, sebesar 45,5 persen pengeluaran kelas menengah untuk makanan minuman. Namun saat ini hanya mengelurakan 41,67 persen.  Belanja Perumahan nan tadinya lebih dari 32 persen, sekarang hanya sekitar 28,5 persen. Namun beberapa golongan pengeluaran menurut dia meningkat. “Untuk keperluan pesta naik dari 0,75 menjadi 3,18 persen, intermezo yg tadinya tipis sekali ini mulai menebal menjadi 0,38 persen,” ujarnya.

Pilihan editor: Waspada Monkeypox, Penumpang Internasional Wajib Mengisi Formulir Swadeklarasi Elektronik SATUSEHAT Health Pass

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis