TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pendidikan mikroelektronik di Indonesia kudu kuat agar dapat mengambil pasar semikonduktor di tingkat global.
"Semikonduktor itu soal chip design, itu mikroelektronik. Pendidikan mikroelektronik di kita kudu kuat agar kita mengambil (pasar) semikonduktor. Ke depan, SDM menuju Indonesia Emas (2045) krusial kita lakukan," ujar Airlangga usai seminar ekonomi di Sekolah Kolese Kanisius, Jakarta, Sabtu.
Dengan demikian, menurutnya, dalam jangka pendek pendidikan vokasi di dalam negeri perlu ditingkatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM), nan berkompetensi dalam bagian semikonduktor.
"Kalau kita manfaatkan SDM vokasi untuk chip production, kita butuh orang-orang nan betul-betul teknikal dan itu dihasilkan oleh vokasi-vokasi," ujar Airlangga.
Seiring dengan itu, lanjutnya, pemerintah juga telah mendukung pendidikan vokasi di tanah air dengan mengeluarkan peraturan berupa super deduction tax.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 45 Tahun 2019, super deduction tax adalah insentif pajak nan diberikan pemerintah kepada industri nan terlibat dalam program pendidikan vokasi, meliputi aktivitas penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi.
Iklan
"Kemarin sudah dimudahkan, lantaran kemarin ada kekhawatiran dari korporasi mengenai audit dan lainnya. Oleh Menkeu (Menteri Keuangan) juga prosesnya dipermudah dan diharapkan mulai bisa dimanfaatkan," ujar Airlangga.
Airlangga juga menyebut untuk mencapai Indonesia Emas 204I5, Indonesia kudu melanjutkan transformasi struktural, peningkatan SDM, serta pengembangan engine of growth yang baru.
"Terutama engine of growth tambahan itu di sektor digitalisasi, lantaran Indonesia sudah punya digital economy framework agreement di ASEAN," ujarnya.
Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia