TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah mengganti nama program makan siang gratis menjadi program makan bergizi gratis. Apa nan mendasari perubahan istilah ini?
Menurut ahli bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, perubahan nama tersebut bermaksud untuk memberikan makna nan lebih dalam pada program tersebut. Di samping itu, dia menuturkan Prabowo mau menyampaikan pesan nan lebih kuat untuk publik.
“Jadi tentu nan mau disediakan Pak Prabowo itu bukan hanya sekadar ‘makan’, namun makan nan bergizi dan gratis,” kata Dahnil dalam pesan video nan diterima Tempo, Sabtu, 25 Mei 2024.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hamdan Hamedan, menjelaskan bahwa perubahan istilah dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis, seperti nan diungkapkan oleh Prabowo Subianto. Prabowo menyatakan bahwa makanan terkadang perlu diberikan di pagi hari, misalnya, untuk anak-anak sekolah dasar dan balita, dan tidak kudu selalu pada siang hari. Oleh lantaran itu, istilah makan bergizi cuma-cuma dianggap lebih tepat.
“(Alasan diubah menjadi makan bergizi gratis) Seperti penjelasan Pak Prabowo,” kata Hamdan.
Erick Thohir: Sejalan dengan rencana sepak bola Indonesia tahun 2045
Dilansir dari antaranews.com, pergantian nama program unggulan Prabowo-Gibran mendapat tanggapan dari beragam pihak dan menjadi topik hangat perbincangan. Salah satu nan menyambut baik adalah Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, nan antusias dengan program makan bergizi cuma-cuma untuk anak-anak Indonesia.
"Saya senang lantaran sebagai ketua umum PSSI dengan program makan bergizi cuma-cuma untuk anak-anak Indonesia. Apalagi sejalan dengan rencana sepak bola Indonesia tahun 2045, dimana kita berkeinginan timnas Indonesia bisa bersaing di level dunia," ujar Erick Thohur dalam keterangan resmi nan diterima, Kamis.
Erick juga menambahkan bahwa kemajuan sepak bola Indonesia memerlukan anak-anak nan tumbuh dengan postur tubuh nan baik dan otak nan sehat, nan dapat dicapai melalui asupan gizi nan optimal sejak dini.
Iklan
"Makanan bergizi ini krusial lantaran dengan adanya ini kita bakal bisa menghasilkan pemain nan bergizi baik dan berpengaruh pada performa permainan nan bagus dan kompetitif," tambah Erick.
Staf mahir Kemendikbud: Sulit gunakan anggaran pendidikan
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa program makan bergizi cuma-cuma bakal susah direalisasikan jika dananya diambil dari anggaran pendidikan. Hal ini disebabkan oleh sifat anggaran pendidikan nan terkunci.
Sebagai contoh, anggaran untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah saat ini dialokasikan untuk sekitar 1 juta mahasiswa dengan total Rp14 triliun. Anggaran tersebut tidak mudah dialihkan ke program lain lantaran KIP Kuliah diberikan selama empat tahun.
Hal serupa juga bertindak untuk anggaran tunjangan guru, dosen, dan pembimbing besar, nan tidak mudah untuk dipindahkan. Oleh lantaran itu, Tatang menekankan perlunya obrolan lebih mendalam antara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dan kementerian alias lembaga mengenai terkait program makan bergizi.
"Perlu dilihat secara utuh berapa fiskal total sehingga proporsi 20 persen dari APBN untuk pendidikan itu berapa besarnya," kata Tatan.
SUKMA KANTHI NURANI | NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | EKA YUDHA SAPUTRA | HENDRIK YAPUTRA | ANTARA
Pilihan editor: Makan Gratis Prabowo-Gibran