TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan empat pesan kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mencapai sasaran swasembada pangan. Hal ini diungkapkan Amran dalam upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Utama Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Senin, 28 Oktober 2024.
Amran menuturkan, Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta program swasembada pangan diselenggarakan mecegah praktik korupsi. Menurut dia, korupsi dapat menghalang kemajuan sektor pertanian. “Integritas nan kuat di dalam Kementan bakal membangun kepercayaan publik” ujar Amran lewat keterangan tertulis.
Prabowo juga menginginkan program melangkah dengan penggunaan anggaran nan efisien. Setiap Rupiah nan dialokasikan kudu dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan akibat positif bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan. Amran berharap, efisiensi ini menjadi referensi dalam setiap program agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama petani.
Kepada Amran, Prabowo juga berpesan adanya kerja sama antarpegawai dalam mencapai sasaran ketahanan pangan. Kepala Negara menggarisbawahi keberhasilan hanya bisa dicapai melalui kerjasama nan solid dari seluruh lapisan kementerian. “Keberhasilan ini memerlukan kerja sama nan kuat dan komitmen penuh dari semua pihak,” ujar Amran, meneruskan pesan Prabowo kepada jajarannya.
Eks Menteri Pertahanan juga meminta komitmen mencapai swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu dekat. Amran menargetkan, swasembada pangan dapat tercapai dalam waktu empat tahun. Namun dengan kerja sama beragam pihak, dia meyakini sasaran tersebut dapat diraih dalam waktu kurang dari tiga tahun. “Kita bakal mewujudkan swasembada pangan secepat mungkin,” ucap Amran.
Iklan
Sedangkan Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengkritik ambisi Prabowo mengejar sasaran swasembada pangan melalui program cetak sawah alias lumbung pangan (food estate). Menurut dia, lahan-lahan pertanian baru nan dicetak pemerintah antara lain di Merauke, Papua itu tak bisa langsung sukses dalam sekali panen.
Khudori mengatakan pekerjaan bentuk membuka lahan-lahan baru mudah dilaksanakan. Pemerintah tinggal mengerahkan tenaga kerja dan eskavator untuk membabat hutan. nan susah adalah memastikan lahan-lahan baru itu bisa produktif dan berkelanjutan, tidak ada gangguan hama, penyakit, hingga bentrok dengan masyarakat.
"Itu enggak mudah dan pasti buka dari lahan bukaan baru itu tidak kayak simsalabim, sekali tanam bakal bisa berhasil," ucap lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 Oktober 2024.
Pilihan Editor: Hasil Survei Sebut 77 Persen Warga Dukung Makan Bergizi Gratis, di Bawah Tingkat Kepercayaan pada Prabowo