Amnesty Desak Polisi Bebaskan Siswa yang Dibekuk karena Bintang Kejora

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Amnesty International Indonesia mendesak polisi untuk melepaskan sejumlah pelajar nan ditangkap lantaran mengenakan atribut bintang kejora saat pawai di Nabire, Papua Tengah.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan berdasar info nan diterima pihaknya, setidaknya enam orang siswa ditangkap abdi negara kepolisian saat seremoni kelulusan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Nabire, Papua Tengah, Senin (6/5).

"Kami menyerukan kepada pihak berkuasa untuk segera membebaskan semua pelajar nan ditahan tanpa argumen nan jelas dan melaksanakan penyelidikan nan setara terhadap tindakan kekerasan nan diduga terjadi," kata Usman dalam keterangan tertulis, Selasa (7/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penangkapan disertai dugaan tindakan kekerasan abdi negara terhadap para pelajar SMA tidak dapat diterima. Ia mengatakan ekspresi kegembiraan lewat tindakan konvoi secara tenteram bukan tindak kriminal.

Usman juga beranggapan simbol Bintang Kejora adalah bagian dari ekspresi budaya, sehingga semestinya tidak menjadi argumen bagi abdi negara untuk menahan siapapun tanpa proses norma nan adil.

"Polisi dan pemerintah semestinya meneladani pendekatan Gus Dur terhadap orang original Papua. Simbol budaya seperti bendera bintang kejora mendapat ruang lantaran memang merupakan ekspresi damai," katanya.

Berdasar info nan didapat Amnesty, para pelajar merayakan kelulusan dengan berparade sembari berseragam sekolah di jalan raya.

Sebagian dari mereka mencoret seragam masing-masing dengan bermotif bendera bintang kejora, nan diasosiasikan aparawt sebagai lambang Organisasi Papua Merdeka (OPM). Perayaan serupa juga dilakukan para siswa SMA di Kabupaten Dogiyai.

Namun suasana di Nabire bersambung dengan kejadian penangkapan, disertai dengan dugaan kekerasan oleh aparat.

Hingga kini, identitas enam pelajar nan ditangkap belum teridentifikasi. Siswa nan ditangkap disebut dibawa ke Polres Nabire.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, untuk bertanya mengenai penangkapan di Nabire, namun nan berkepentingan belum merespons hingga buletin ini ditulis.

Sebelumnya, Benny mengatakan polisi telah meminta penjelasan mengenai peristiwa siswa menggunakan atribut bintang kejora di Dogiyai.

"Kami sudah meminta penjelasan mengenai foto kejadian nan beredar di group whatsapp kepada Polres Dogiyai," kata Benny, Senin.

Sementara itu, mengutip dari detikSulsel, Kapolres Dogiyai Kompol Sarraju mengatakan tindakan longmars nan dilakukan siswa SMA Negeri 2 Dogiyai itu memang untuk merayakan kelulusan mereka. Dia mengaku polisi nan beroperasi dilarang masuk ke sekolah tersebut.

"Memang (Senin) pagi sekira pukul 09.30 WIT personil kami melakukan patroli dan monitoring pengumuman kelulusan Kelas 12 di SMU Negeri 2 Dogiyai nan dipimpin Ipda Agustinus Rirey berbareng anggota," katanya, Selasa.

"Namun pada saat mau masuk ke dalam laman sekolah untuk melakukan imbauan terhadap para siswa untuk tidak melaksanakan pawai alias longmars namun dihalangi oleh beberapa siswa nan berjaga di pintu gerbang sekolah," imbuhnya.

Kepolisian, kata dia, tengah mendalami tindakan siswa SMA Negeri 2 Dogiyai yang  merayakan kelulusan menggunakan baju bergambar Bintang Kejora.

Kepala sekolah (Kepsek) dan empat pembimbing di SMAN 2 Dogiyai pun telah diperiksa mengenai kejadian tersebut.

"Sat Reskrim Polres Dogiyai melakukan penjelasan terhadap kepala sekolah dan pembimbing sebanyak 4 orang sehubungan kejadian kemarin," kata Sarajju.

Sarajju mengatakan Kepsek SMAN 2 Dogiyai Fredy Yobee meminta maaf atas kejadian tersebut. Fredy juga menegaskan bahwa tindakan siswanya tanpa sepengetahuannya maupun pembimbing di sekolah.

(yoa/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional