TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membikin program Brigade Swasembada Pangan alias Brigade Pangan untuk mempercepat swasembada pangan, nan ditargetkan Presiden Prabowo tercapai dalam tiga tahun alias 2027.
Di laman Kementerian Pertanian, disebutkan bahwa Inisiatif ini bermaksud untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan melibatkan generasi muda.
"Program ini mencakup pengelolaan lahan rawa nan optimal (OPLAH) serta pencetakan sawah rakyat (CSR) untuk mengintegrasikan pendekatan berbasis organisasi dengan teknologi canggih," kata Kementan.
Brigade Pangan mempunyai dua tujuan utama, ialah mengelola upaya tani secara terstruktur dengan prasarana modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Kedua, mewujudkan agribisnis pertanian modern nan melibatkan generasi muda guna mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.
Para pemuda ini dikelompokkan dalam satu tim dengan 15 anggota, nan bakal menggarap 200 hektare lahan.
Menteri Pertanian Amran menyatakan sudah ada 23 ribu orang mendaftar Brigade Pangan. Mereka bakal ditempatkan secara berjenjang sesuai dengan jumlah sarana dan lahan nan tersedia. “Sekarang ini ada 23 ribu nan mendaftar, tapi kami terima secara berjenjang tidak sekaligus,” ujar Amran di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Jumat, 22 November 2024, dikutip dari siaran resmi.
Amran menuturkan, seluruh golongan brigade itu bakal dibina secara langsung oleh TNI. Ia menugaskan tentara untuk mendampingi para petani milenial itu. Menurut Amran, kehadiran para tentara dapat menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada para petani.
Peralatan Modern dan Penghasilan Rp10 Juta Sebulan
Program ini tidak hanya mengandalkan perangkat modern tetapi juga mengembangkan pola kemitraan dengan kelembagaan petani lokal. Brigade Pangan bertindak sebagai integrator nan menghubungkan proses produksi hingga hilirisasi. Skala pengelolaan lahan mencapai 200 hektar per Brigade, menjadikan pengelolaan lebih terstruktur.
Menurut hitung-hitungan Amran, dalam satu tahun pertama dengan biaya operasional Rp3,94 miliar, pendapatan nan dihasilkan mencapai Rp8,4 miliar, memberikan untung bersih sebesar Rp4,46 miliar. Pendapatan para petani diproyeksikan mencapai Rp10 juta per bulan.
Petani milenial ini mendapatkan support berupa pelatihan, akses perangkat dan bahan seperti bibit unggul, pupuk, dan pestisida, serta support prasarana tata air. Program ini membuka lapangan kerja bagi lulusan SD hingga perguruan tinggi.
Menurut Kementan, pembentukan Brigade Pangan melibatkan petani lokal melalui musyawarah di tingkat desa. Administrasi golongan kemudian didaftarkan ke Dinas Pertanian untuk mendapatkan pengakuan resmi.
Brigade Pangan bekerja sama dengan kelembagaan petani setempat untuk mengintegrasikan proses produksi dari hulu ke hilir. Dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah dalam corak subsidi perangkat dan bahan pertanian.
"Brigade Pangan tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional, tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern nan memberdayakan generasi muda. Dengan sinergi antara teknologi dan semangat inovasi, program ini diharapkan bisa membawa Indonesia menuju swasembada pangan nan berkelanjutan," kata Kementan.
Dipertanyakan Guru Besar IPB
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengkritik program Brigade Pangan nan menurutnya belum mempunyai kejelasan, dari lahan nan bakal dipakai untuk program itu sampai pembayaran gaji.
"Pertanyaan nan mendasarkan di mana (lahannya)?," ujar Andreas ketika dihubungi Tempo melalui telepon seluler pada Jumat, 22 November 2024.
Dia membayangkan lahan pertanian nan bakal digunakan untuk program Brigade Pangan ini berada di wilayah Merauke, Papua. Namun, kata Andreas, perihal tersebut memerlukan waktu nan sangat panjang untuk dapat memberdayakan swasembada pangan."Oke jika gambaran saya kelak di tempatkan itu di Merauke alias di wilayah-wilayah pengembangan baru, selesai sudah mereka (petani muda) ditempatkan di sana," tutur dia.
Guru Besar IPB ini juga tetap mempertanyakan sistem pembayaran penghasilan nan katanya per orangnya bakal mendapatkan Rp 10 juta. Sebab, kata Andreas, perihal tersebut belum diketahui siapa nan bakal membayarkan penghasilan itu kepada para petani muda. Menurut Amran,
“Nanti pendapatan mereka sudah kita hitung minimal Rp10 juta jika dia giat bisa mendapatkan Rp20 juta per bulan per orang,” kata bapak dari politikus Partai Gerindra Andi Amar Ma'ruf Sulaiman itu.
Diperkirakan menghabiskan anggaran hingga sekitar Rp29 triliun, Brigade Pangan bakal ditugaskan di 12 provinsi di Indonesia. Total luas lahan nan bakal mereka garap diperkirakan mencapai 1,3 juta hektar. Lahan itu merupakan hasil optimasi lahan dan pencetakan sawah baru. Kementan menyatakan tidak ada alih kegunaan lahan dalam program ini.