Apa yang Terjadi Setelah Airlangga Mundur Ketum Golkar?

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Airlangga Hartarto secara mengejutkan menyatakan mengundurkan diri dari kedudukan Ketua Umum Partai Golkar sejak Sabtu (10/8). Pengunduran diri itu beredar lewat video sehari setelahnya.

Padahal, musyawarah nasional (munas) pergantian ketua umum Partai Golkar bakal digelar pada Desember 2024. Hanya empat bulan lagi. Selain itu, pendaftaran pasangan calon kepala wilayah Pilkada 2024 tinggal 14 hari lagi.

Airlangga berdasar mundur sebagai ketua umum demi menjaga keutuhan Golkar dan stabilitas masa transisi pemerintahan dari era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menduduki bangku Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga sudah memberikan support kepada sejumlah calon kepala wilayah nan bakal usung di Pilkada 2024. Mereka nan sudah dapat support Golkar antara lain Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat, Bobby Nasution di Pilgub Sumatera Utara, Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta, dan Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro memprediksi peta politik di Pilkada 2024 tak bakal banyak berubah meski ada suksesi kepemimpinan secara mendadak di tubuh Golkar.

Menurutnya, perubahan itu hanya bakal terjadi di provinsi dan kabupaten/kota nan strategis, seperti Jakarta, Jawa Timur, dan Banten. Sebab, Jawa menjadi populasi kunci untuk persiapan Pemilu 2029.

"Rekomendasi nan bakal berubah pun kelak hanya menyentuh pada level-level strategis. Di luar itu semua mungkin bakal tetap sama, tidak ada perubahan. Karena kita tahu berbareng bahwa Golkar menyeleksi kandidat itu basisnya survei," kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/8).

Agung mengatakan mundurnya Airlangga dari kedudukan Ketua Umum Partai Golkar juga tidak menakut-nakuti elektabilitas calon-calon kepala wilayah nan sudah dapat rekomendasi dari Golkar untuk maju pilkada.

Ia menyebut partai hanya jadi kendaraan politik untuk memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen jumlah bangku DPRD alias 25 persen dari akumulasi perolehan bunyi sah dalam Pileg DPRD sesuai UU PIlkada.

"Memang perannya bisa jadi di awal, tapi berikutnya itu kandidat lantaran pilkada ini kan uji figur ya. Jadi kualitas kandidat soal rekam jejak, visi misi, program unggulan mereka," ujarnya.

Agung beranggapan peta politik justru bakal banyak berubah pada tingkat nasional. Referensi nama-nama menteri dari Golkar nan disodorkan Airlangga di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa saja berubah.

Ketua Umum Golkar nan baru bakal mendorong orang-orang terdekatnya untuk menduduki bangku menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Karena bukan Airlangga lagi ketumnya. Otomatis nan didorong orang-orang nan dekat dengan ketum. Ini tergantung siapa ketumnya," ucap Agung.

"Jadi nan banyak berubah itu justru di tingkat nasional, penyusunan menteri-menteri untuk dicalonkan dalam kabinet Prabowo-Gibran," imbuh dia.

Agung pun menyoroti posisi Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi nan mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Menurutnya, tak bakal ada perubahan signifikan, lantaran partai berlambang pohon beringin itu justru jadi penggerak KIM.

"Kalau di KIM tidak ada perubahan drastis lantaran Golkar selama ini motornya KIM, sehingga jikalau ada perubahan kepemimpinan di tubuh Golkar, sedikit banyak tidak bakal mengubah apapun di KIM," katanya.

Apalagi, lanjut dia, sosok nan menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga kudu mendapat restu dari Istana namalain Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Keywordnya ada tiga, Pak Jokowi, keluarganya Pak Jokowi, alias orang nan ditunjuk oleh Pak Jokowi," kata Agung.

Sementara itu, lanjut Agung, konstelasi di internal Golkar bakal banyak mengalami perubahan dalam aspek kepengurusan, model kerja, hingga manuver partai. Menurutnya, perihal tersebut bakal menguji soliditas kader Golkar.

Ia menyebut Golkar bisa saja terpecah seperti dulu jika perbedaan kepemimpinan terlalu ekstrem. Sebab, banyak faksi di dalam tubuh Golkar.

"Ketua Golkar kudu bisa mengakomodasi banyak faksi di Golkar. Kalau dia tidak punya keahlian itu, ya partai ini bisa terancam pecah, terbelah," kata dia.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul beranggapan serupa. Ia mengatakan calon nan mengantongi surat penugasan dari Golkar era Airlangga untuk Pilkada 2024 bakal berubah tetapi tidak signifikan.

Sebab, Airlangga sukses membikin mesin Golkar menyala di Pemilu 2024. Suara Golkar naik secara signifikan dan sukses menduduki peringat kedua setelah PDIP. Golkar mendapatkan 102 bangku hasil Pileg 2024.

"Menurut saya tipikal Airlangga ini seperti Akbar Tanjung. Punya prestasi dengan tangan dingin. Tidak mungkin juga plt ketum nan baru bakal merubah komposisi ini. Peluangnya mini lantaran mesin Golkar sedang on fire. Kader nan didudukan rata-rata satu komando Golkar," ujarnya.

Ia menuturkan suksesi Ketua Umum Golkar kerap tak melangkah mulus dari masa ke masa. Menurutnya, saat ini ada dua faksi di tubuh Golkar.

Pertama, faksi Airlangga nan menginginkan soliditas di internal partai. Kedua, faksi nan muncul usai Airlangga mengundurkan diri.

"Walaupun dua faksi itu tidak mau juga Golkar itu melorot perolehan suaranya. Apalagi pilkada ini menentukan juga untuk Pilpres 2029. Apa nan diraih Golkar di Pileg saya kira tidak bakal dibumihanguskan begitu saja. Ini bakal tetap dipertahankan," kata Adib.

Adib memprediksi komposisi-komposisi calon kepala wilayah nan diusung Golkar hanya bakal berubah sekitar 20 persen. Sisanya, Golkar bakal merapat dengan sepenuhnya dengan KIM pada Pilkada Serentak 2024.

"Pasca mundurnya Airlangga saya kira hubungan Golkar itu confirmed di KIM menyatu, tetapi soal tawar-menawar kader di wilayah nan tidak sejalan dengan KIM tapi peluangnya menang saya kira bakal dipertahankan," kata Adib.

"Justru mundurnya Airlangga ini lantaran memang Golkar itu melangkah lebih kencang di KIM sendiri," ucapnya.

(lna/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional