TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam penelitian disertasinya, menekankan pentingnya reformasi kelembagaan dalam mendukung hilirisasi nikel nan setara bagi masyarakat. Ia mengusulkan agar Indonesia mengangkat struktur kelembagaan nan diterapkan Cina untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Bahlil, struktur kelembagaan Cina saat ini sesuai jika diterapkan di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa pada tahun 80-an, saat itu teknologi Cina belum berkembang pesat seperti sekarang, sehingga bahan baku industri nikel mereka belum bisa bersaing di pasar global. Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serupa dalam hilirisasi nikel. "Nah jika ini kita lakukan, maka saya pikir, semua pengusaha nan ada di Indonesia nan mau melakukan upaya di bagian hilirisasi nggak lagi salah kamar," ucapnya saat Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Indonesia, Rabu, 16 Oktober 2024.
Bahlil melanjutkan secara konkret sebaiknya pemerintah membentuk Satuan Tugas alias Satgas dalam pengelolaan sumber daya alam, termasuk nikel. Dalam gagasannya, Bahlil mengatakan satgas tersebut juga kudu menjadi pendorong bagi perbankan alias badan finansial lain nan ditunjuk oleh pemerintah untuk membiayai industri hilirisasi.
Mantan Menteri Investasi ini juga menekankan pentingnya keberadaan lembaga finansial nan terintegrasi dengan lembaga nan bertanggung jawab terhadap hilirisasi. Ia mengungkapkan bahwa meskipun kebijakan awal ditetapkan oleh pemerintah, support pembiayaan nan memadai adalah kunci untuk mewujudkan kebijakan tersebut secara efektif. "Agar tidak ada lagi pikiran-pikiran bahwa nilai tambah hilirisasi dimanfaatkan oleh luar, maka kami beranggapan krusial untuk ada kelembagaan," ujarnya.
Iklan
Bahlil Lahadalia resmi meraih gelar ahli dengan predikat cum laude dari Universitas Indonesia pada Rabu, 16 Oktober 2024. Disertasi nan dia ajukan berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel nan Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia," dalam Program Studi Kajian Stratejik dan Global (SKSG).
Kelulusan ini ditetapkan I Ketut Surajaya selaku Ketua Program Studi Kajian Wilayah Jepang UI sekaligus ketua sidang promosi ahli ini. "Melaporkan hasil sidang tertutup dan capaian publikasi tulisan ilmiah hasil riset kerabat (Bahlil). Maka, berasas semua ini, tim pengetes memutuskan untuk mengangkat kerabat Bahlil Lahadalia menjadi doktor," ujar Surajaya di Universitas Indonesia, Rabu, 16 Oktober 2024.
Pilihan editor: 20 BPR Diprediksi Gulung Tikar di 2024, Pengamat Perbankan: Tertekan Kredit Bermasalah dan Daya Bayar Rendah