TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Soemantri Brodjonegoro, mendukung rencana pemerintah mengubah skema penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Skema support tunai dianggap lebih baik meski info penerima tidak bakal sepenuhnya akurat.
Mantan Menteri Keuangan periode 2014-2016 itu mengatakan, penerima BBM subsidi nan tidak tepat sasaran saat ini cukup banyak sehingga tidak bisa terus dibiarkan. “Kalau ditanya kecermatan info (skema BLT), ya enggak mungkin 100 persen akurat. Tapi ini lebih baik,” ujarnya saat dalam konvensi pers Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) di hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat pada Senin, 4 November 2024.
Banyaknya masyarakat mengantre mendapatkan BBM subsidi di stasiun pengisian bahan bakar menurutnya gambaran dari kebocoran penyaluran. Banyak orang dari beragam kalangan mengkonsumsi bahan bakar bersubsidi lantaran harganya murah, hasilnya penerima makin susah dibatasi.
Pada akhirnya jumlah support nan disalurkan membengkak lantaran penyaluran BBM berasas subsidi harga. Skema penyaluran ini menurut Bambang, akhirnya terpakai pihak nan tidak tepat. “Saya bisa lihat, di pompa bensin nan beli (BBM Subsidi) itu mobil-mobil nan semestinya tidak mendapat subsidi pertalite,” kata dia.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkap nilai subsidi daya nan berpotensi tidak tepat sasaran mencapai Rp 100 triliun dari total alokasi subsidi dan kompensasi daya tahun ini nan sebesar Rp435 triliun. “Kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran,” kata dia, seperti dikutip dari Antara.
Iklan
Dalam pembahasan soal subsidi di kantornya hari ini, Bahlil mengatakan rencana tersebut juga tetap dikaji internal kementerian. Belum ada keputusan final nan bisa dia berikan mengenai dengan wacana tersebut. Namun, Bahlil memastikan bahwa BLT memang menjadi opsi nan juga ikut dikaji dan merupakan opsi nan terdepan untuk direalisasikan. Pilihan ini bakal diputuskan nanti. "Dan opsinya saya pikir, opsinya lebih mengerucut ke sana (BLT),” ujarnya.
Vedro Imanuel berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan editor: Penasihat Ekonomi Prabowo soal Alasan Perubahan Skema Subsidi BBM Jadi BLT: Untuk Jaga Daya Beli