Bamus Betawi Tegaskan Tak Pernah Gelar Acara Undang Ridwan Kamil

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) menegaskan tidak pernah mengadakan aktivitas silaturahmi dengan cagub DKI Jakarta Ridwan Kamil di Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jumat (8/9) malam.

Ketua Umum Bamus Betawi Riano P Ahmad menjelaskan sejak awal didirikan sampai saat ini pihaknya tidak pernah terlibat dalam politik praktis ataupun berafiliasi dengan partai politik tertentu.

Oleh karena itu, dia menduga aktivitas nan berjalan di Rawa Bunga, Jatinegara, tersebut dilakukan oleh pihak eksternal nan menggunakan nama Bamus Betawi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai AD-ART dan patokan nan ada bahwa tidak boleh Bamus Betawi melakukan politik praktis dan tidak boleh berafiliasi dengan partai politik," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/9).

"Lalu nan jadi pertanyaan kok kemarin mengundang RK? Ada organisasi nan mungkin menggunakan nama Bamus Betawi. Kalau Bamus Betawi nan original itu tidak boleh berpolitik praktis," jelasnya.

Riano menjelaskan sebagai pusat organisasi Kebetawian terdapat banyak organisasi masyarakat nan berlindung di bawah Bamus Betawi.

Berdasarkan patokan nan ada, kata dia, setiap organisasi masyarakat tersebut juga diperbolehkan andaikan mempunyai sikap politik tertentu.

Hanya saja, Riano menegaskan support alias sikap politik tersebut tidak boleh mengatasnamakan Bamus Betawi. Akan tetapi kudu dengan menggunakan nama organisasi original masing-masing.

"Personal masing-masing alias ormas-ormas nan ada berasosiasi di Bamus Betawi kami persilakan jika mau untuk mendukung kandidat tertentu. Tapi tidak boleh membawa nama Bamus Betawi," pungkasnya.

Sebelumnya, sejumlah orang meluapkan ketidaksukaan pada aktivitas Bamus Betawi nan dihadiri Ridwan Kamil lantaran dianggap tidak menghargai masyarakat original Betawi nan tinggal di sekitar Bamus Betawi.

"Saya mendukung aktivitas ini, tapi kenapa masyarakat sekitar tidak dihargai. Kami sudah lama tinggal di sini," kata salah satu laki-laki nan meluapkan emosinya itu kepada panitia aktivitas tersebut.

Politisi Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan bahwa adanya penolakan terhadap RK di Jakarta merupakan perihal nan biasa.

Menurutnya upaya pemenangan untuk pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur itu ditujukan bukan hanya untuk beberapa golongan saja, melainkan kepada masyarakat secara luas.

"Normal, like and dislike di Jakarta itu biasa," kata Sahroni usai mengikuti sidang ahli di Universitas Borobudur, Jakarta, Minggu.

Sahroni mengatakan pihaknya tidak bisa memaksakan jika ada golongan nan menyuarakan penolakan. Namun perihal nan perlu dilakukan, menurut dia, adalah memberikan rasa perhatian dari masyarakat untuk calon nan bakal dimenangkan.

"Sekali lagi upaya pemenangan itu banyak langkah. Kalau menolak, enggak apa-apa," kata dia.

(tfq/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional