TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkap langkah Indonesia bisa keluar dari middle income trap alias jebakan pendapatan menengah pada 2041.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia kudu mencapai pertumbuhan ekonomi 6-7 persen dalam rata-rata 20 tahun ke depan.
Amalia berbicara Bappenas telah mempunyai jalur pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 20 tahun ke depan, tercatat di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 - 2045.
“Kalau kita mau keluar dari middle income trap sebelum Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya, maka ekonomi Indonesia kudu tumbuh minimal 6 - 7 persen rata-rata 20 tahun ke depan,” kata dia dalam seminar nasional berjudul “Urgensi Industriliasi untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%” nan berjalan di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024.
Menyitir arti dari Sekretariat Kabinet RI, middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara sukses mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
“Sehingga jika kita tumbuh 6 persen saja – 1 persen lebih sigap daripada sekarang ialah 5 persen – kita bisa keluar dari middle income trap di tahun 2041,” kata Amalia.
Kemudian, untuk mencapai pertumbuhan 6 persen dalam 20 tahun, maka dalam lima tahun pertama kisaran pertumbuhannya kudu mencapai 5,6 hingga 6,1 persen. Hitungan itu menurut langkah pertumbuhan ekonomi nan ada di dalam RPJPN.
Iklan
Di dalam rencana pembangunan itu juga dijelaskan skenario pertumbuhan ekonomi 5 persen dan 7 persen. Misalnya, jika Indonesia mau mencapai pertumbuhan 7 persen, maka kudu bisa tumbuh 5,6 hingga 6,6 persen dalam lima tahun pertama. Rata-rata pertumbuhan dengan skenario itu adalah 6,1 persen.
“Nah, pertanyaannya kan nan krusial presiden terpilih bisa mengawal itu,” ujar Amalia.
Bank Dunia telah mengeluarkan Laporan Pembangunan Dunia 2024 alias World Development Report 2024 nan berjudul The Middle-Income Trap pada Agustus lalu. Laporan tersebut memaparkan bahwa sejak tahun 1970-an, pendapatan per kapita di rata-rata negara berpenghasilan menengah tetap berada di bawah sepersepuluh pendapatan Amerika Serikat.
Sementara itu, meningkatnya masalah geopolitik, demografi, dan lingkungan tetap bakal mempersulit pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Ilona Esterina Piri berkontribusi dalam penulisan tulisan ini
Pilihan Editor: Ekonom Indef Ini Sebut Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Bisa Dorong PDB Rp 4.510 Triliun Tahun Depan