Jakarta, CNN Indonesia --
Gibran Rakabuming Raka langsung turun ke lapangan setelah resmi menjabat sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Prabowo Subianto untuk lima tahun ke depan.
Sehari setelah dilantik, putra presiden RI ke-7 Joko Widodo itu meninjau pekerjaan MRT Fase 2 Lintang Selatan-Utara (Bundaran HI-Kota), Senin (21/10). Ia menyusuri terowongan dari Stasiun Monas ke Stasiun Thamrin.
Gibran kembali blusukan dengan meninjau uji coba makan bergizi cuma-cuma di SDN 03 Menteng, Jakarta Pusat. Gaya blusukan identik dengan Jokowi sejak menjabat gubernur Jakarta hingga menjadi presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, Rabu (23/10), Gibran kembali memantau penyelenggaraan program makan bergizi cuma-cuma dengan mengunjungi Sekolah Menengah Pertama (SMP) 270 Jakarta di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Agenda padat Gibran terjun ke lapangan itu tak ubahnya seperti style blusukan Jokowi selama memimpin pemerintahan.
Namun Pakar Komunikasi Politik Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro beranggapan style kepemimpinan Gibran bakal berbeda dengan Jokowi.
"Berbeda, jadi intinya sebenarnya kelak pola nan digunakan jika sama-sama blusukan itu iya. Tapi dengan karakter generasi nan berbeda, itu pendekatan komunikasinya berbeda," kata Verdy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/10).
Verdy menyatakan Gibran kudu bisa menunjukkan kiprahnya sebagai wapres lantaran dicap sebagai 'penerus Jokowi', meskipun wapres hanyalah orang nomor dua ataupun kerap dianggap ban serep.
"Tapi lantaran kemarin Gibran adalah bagian dari penerus Jokowi dan dikaitkan dengan banyak perihal kemarin. Akhirnya mau tidak mau dia terkejar target," ucapnya.
Menurutnya, jika Gibran kandas memainkan perannya sebagai wapres dan kerap membikin blunder perihal itu hanya bakal membikin pencapaian Jokowi selama ini menjadi sia-sia.
"Mau tidak mau apapun nan berangkaian dengan minor Pak Jokowi, Gibran justru jangan kemudian semakin membikin gambaran Pak Jokowi menurun, bukan hanya nyapu alias bersih-bersih. Tapi apalagi kudu bisa mengangkat," ujarnya.
"Setidaknya komunikasi Gibran ke depan itu minimal berkompetisi dengan dua hal. Satu pembuktian atas kiprahnya dalam artian dirinya, dua istilahnya membuktikan legacy Jokowi," sambungnya.
Sementara itu, pengamat politik Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai ada kemiripan style kepemimpinan Gibran dengan Jokowi.
Ia menyebut style blusukan ala Jokowi itu bakal tetap dipertahankan oleh Gibran.
Namun, menurut Agung, Gibran akan berimprovisasi dengan pendekatan lain nan dirasa lebih persuasif ke masyarakat luas.
"Kalau saya melihatnya ada kemiripan untuk terus blusukan lantaran itu pola nan sudah teruji, untuk menjaga gambaran positif agar bisa memandang sisi lain Gibran di luar cerita minor dia selama ini," kata Agung.
Meskipun demikian, Agung beranggapan Prabowo tetap lebih dominan, mengingat posisinya sebagai presiden.
Menurutnya, perihal itu merupakan akibat logis dari sistem pemerintahan di Indonesia nan menganut sistem presidensial.
"Sehingga membikin Gibran kudu support itu," ujarnya.
Di sisi lain, Agung menyoroti status Gibran yang tidak berasosiasi dengan partai politik manapun. Gibran tadinya adalah kader PDIP, namun beseberangan pada Pilpres 2024.
Menurutnya, lebih strategis jika Gibran bergabung dengan salah satu partai pemilik bangku di DPR.
"Lebih leluasa juga dia berkedudukan kan enggak kudu memakai identitas wapres, tapi sebagai kader partai mana gitu," kata Agung.
(mnf/fra)
[Gambas:Video CNN]