Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah kasus pembunuhan secara sadis terjadi di beberapa wilayah belakangan ini, seperti di Bekasi, Ciamis dan Bali.
Kasus kejahatan ini menjadi sorotan publik nasional. Aparat kepolisian pun sukses meringkus para terduga pelaku dan mengungkap motif di kembali peristiwa itu.
Kasus pembunuhan dalam koper di Bekasi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasad wanita berinisial RM (50) korban pembunuhan ditemukan dalam sebuah koper hitam di Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (25/4) pagi.
Koper berisi jasad korban itu diketahui pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan. Temuan itu langsung dilaporkan ke pihak berwajib.
Polisi lampau menetapkan Ahmad Arif (29) dan adik kandungnya Aditya Tofik (21) sebagai tersangka pembunuhan. Dari pemeriksaan Arif, polisi mendapati kebenaran bahwa tersangka turut dibantu Aditya untuk membuang jasad korban.
Aksi pembunuhan nan dilakukan oleh Arif terhadap korban berasal saat keduanya berada di sebuah hotel di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Di hotel tersebut, keduanya sempat melakukan hubungan layaknya suami istri. Setelahnya, keduanya terlibat dalam sebuah percakapan dan korban meminta kepada tersangka untuk menikahinya.
Permintaan dan pernyataan nan disampaikan oleh korban saat itu rupanya menyinggung hati tersangka. Hingga akhirnya, tersangka pun menghabisi nyawa korban dengan membenturkan kepala RM ke tembok.
Tak sampai di situ, tersangka juga mencekik dan membekap mulut korban selama 10 menit hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Tersangka kemudian memasukkan jasad korban ke dalam koper dengan posisi tertentu sehingga muat.
"Caranya masuk ke dalam koper bahwa tersangka memasukkan korban dengan posisi miring dan telungkup," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Gogo Galesung.
Selain itu, tersangka turut mengambil duit sebesar Rp43 juta milik instansi nan dibawa oleh korban.
Kasus mutilasi di Ciamis
Kasus pembunuhan dan mutilasi nan dilakukan oleh TBD (50) terhadap istrinya berjulukan Yanti (44) di wilayah Rancah,Ciamis, Jawa Barat, mengejutkan banyak pihak.
Aksi pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat (3/5) pagi sekira pukul 07.30 WIB. Pelaku disebut sempat menganiaya sang istri dengan menggunakan barang tumpul sebelum memutilasinya.
Ketua RT setempat di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Rancah, Yoyo Tarya menjelaskan tindakan pembunuhan itu diketahui oleh penduduk ketika pelaku membawa baskom nan diduga berisi potongan jasad korban.
Ketika itu, jelas Yoyo, Tarsum juga sempat menjajakan daging korban kepada penduduk nan berada di sekitar letak kejadian.
"Awalnya saya tidak tahu ada pembunuhan. Pelaku itu bawa baskom isi daging sembari berbicara peser [beli] daging si Yanti, peser daging si Yanti [Beli daging Yanti]. Jadi dagingnya dibawa keliling," kata Yoyo.
Setelah mengetahui tindakan pembunuhan itu, Yoyo pun melaporkannya kepada Polsek Rancah.
Kapolres Ciamis AKBP Akmal mengatakan berasas keterangan para saksi, kejadian pembunuhan ini bermulai saat terjadi cekcok antara pelaku dan istri. Keduanya disebut sempat keluar rumah dan cekcok terjadi sekitar 30 meter dari rumah.
"Saat itu lah pertama kali korban dipukul. Dimutilasi di situ juga," ucap Akmal.
Pihak kepolisian mengaku belum mengetahui motif pelaku melakukan tindakan kejinya. Pelaku belum bisa dimintai keterangan secara utuh. Kendati demikian, pelaku telah mengakui perbuatannya.
Kasus pembunuhan PSK di Bali
Seorang laki-laki berjulukan Amrin Al-Rasyid Pane (20) membunuh wanita nan merupakan Pekerja Seks Komersial (PSK) berinisial RA (23) di sebuah indekos di Jalan Bhineka Jati Jaya, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali pada Jumat (3/5) sekitar pukul 03.00 WITA.
Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menyampaikan bahwa awalnya pelaku memesan wanita pekerja seks komersial melalui aplikasi di ponsel dan terjadi tawaran-menawar dengan korban. Mereka sepakat dengan nilai Rp500 ribu.
Selang beberapa menit, korban tiba di TKP nan ditentukan oleh pelaku ialah di bilik indekos pelaku. Lalu, korban masuk ke bilik kos dan pelaku melakukan hubungan badan dengan korban.
Selesai melakukan hubungan badan, pelaku bayar sebesar Rp500 ribu, namun korban tidak terima dan meminta penghasilan kepada pelaku sebesar Rp1 juta. Kemudian, pelaku tidak terima, sehingga korban menakut-nakuti pelaku bakal mendatangkan pacarnya berbareng teman-temannya.
Usai diancam, pelaku emosi dan secara spontan melakukan penganiayaan dengan langkah menggorok leher korban dari belakang dengan menggunakan pisau dapur milik pelaku nan ada di bilik kos.
Namun, pada saat korban digorok lehernya sempat berteriak, sehingga pelaku membungkam mulut korban dengan tangan kiri. Saat itu korban tetap berteriak dan memberontak.
Lalu, pelaku dengan langkah membabi buta langsung menikam tubuh korban berulang- ulang sampai korban tewas. Kemudian, pelaku langsung memasukkan tubuh korban ke dalam koper
Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Wisnu Prabowo mengatakan koper itu berukuran medium dan tidak muat untuk menyimpan jenazah korban. Pelaku mematahkan leher jenazah agar muat dimasukkan ke koper.
Pelaku membuang koper tersebut di semak-semak nan berlokasi di Jembatan Panjang, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
(lna/gil)
[Gambas:Video CNN]