TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan salah satu konsentrasi kebijakan moneter BI saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ia optimistis nilai tukar rupiah bakal kembali mendekati Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (dolar AS).
“Kami meyakini nilai tukar bakal stabil dan tetap menguat,” kata Perry dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2024.
Perry menyebut, sebelum ketengan geopolitik di Timur Tengah akibat bentrok Iran dan Israel, rupiah sempat mengalami penguatan hingga Rp 15.150 per dolar AS. Ia meyakini, kekuatan rupiah bakal kembali pada kondisi tersebut jika situasi di Timur Tengah telah membaik.
Dalam jangka pendek, Perry meyakini rupiah bakal terus stabil. Sementara dalam jangka menengah bakal terus mengalami penguatan dalam beberapa waktu ke depan.
“Tentu saja, akibat ketegangan geopolitik ini aspek teknikal ya. Faktor teknikal nan berpengaruh dari hari ke hari, minggu ke minggu, tapi trennya bakal ke sana (menguat),” ujar Perry.
Penguatan rupiah, kata dia, juga didorong dengan kondisi inflasi Indonesia nan rendah. Selain itu, juga defisit akun Indonesia nan konsisten rendah. Defisit akun adalah kondisi ketika nilai total impor peralatan dan jasa suatu negara lebih besar dari nilai ekspor peralatan dan jasa.
Iklan
Perry memproyeksikan pada 2025, defisit akun Indonesia berada di kisaran 0,5 hingga 1,1. Menurutnya, aspek tersebut bakal mendukung stabilitas eksternal perekonomian Indonesia.
“Kecuali, jika sudah 2 persen ke atas, kita kudu mulai jaga-jaga,” kata Perry.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan esensial rupiah sejauh ini mengarah pada penguatan. Destry Damayanti mengatakan BI memperkaya instrumen operasi moneter nan pro market untuk menjaga stabilitas rupiah. Instrumen operasi itu, salah satunya, dengan menghadirkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sebagai informasi, pada perdagangan Rabu sore ini, mata duit rupiah ditutup menguat 78,5 poin di level Rp 15.510 per dolar AS. Sementara itu pada penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 15.588,5 per dolar AS.
Pilihan Editor: MRT Hentikan Produksi Kartu Multi Trip, Diganti dengan Tiket Berlangganan