TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengumumkan suku kembang acuan dipertahankan di level 6 persen. Selain itu, suku kembang deposit tetap memperkuat di 5,25 persen dan suku kembang lending tetap 6,75 persen.
"Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dengan sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025," kata Perry dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 17 Oktober 2024.
Selain itu, Perry mengatakan, langkah mempertahankan suku kembang referensi BI dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nan berkelanjutan. Perry menegaskan, konsentrasi kebijakan moneter jangka dekat adalah menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.
Ke depan, menurut Perry, BI bakal terus memantau ruang penurunan suku kembang acuan. Namun, dengan tetap memperhatikan prospek inflasi nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan makro ekonomi dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nan berkelanjutan," kata Perry.
Iklan
Pada agenda ini, Perry juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi bumi diperkirakan tumbuh 3,2 persen. Ia menilai pertumbuhan ekonomi bumi saat kecenderungannya melambat.
Bos BI itu juga mengatakan perokonomian Indonesia di triwulan IV 2024 tetap terjaga. Ditopang kenaikan investasi dan shopping pemerintah di akhir tahun.
Pilihan Editor: Cek Rincian Tarif Tol Jakarta-Tangerang nan Bakal Naik