Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Gara-gara Trump Akan Akuisisi Kripto Bakkt, Dolar Terus Turun

Sedang Trending 4 hari yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin mencatat rekor tertinggi di atas $94.000 menyusul berita bahwa perusahaan media sosial Donald Trump sedang dalam pembicaraan untuk membeli perusahaan perdagangan mata uang digital Bakkt (BKKT.N), sehingga menambah angan bakal rezim nan ramah terhadap mata duit mata uang digital di bawah pemerintahan Trump mendatang.

Bitcoin, mata duit kripto terbesar dan paling terkenal di dunia, telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini. Bitcoin terakhir berada di $92.104 dalam jam Asia pada hari Rabu, setelah menyentuh rekor tertinggi $94.078 menjelang akhir sesi sebelumnya.

Financial Times, mengutip dua orang nan mempunyai pengetahuan, mengatakan Trump Media and Technology Group (DJT.O), nan mengoperasikan Truth Social, nyaris mengakuisisi Bakkt, nan didukung oleh pemilik NYSE, Intercontinental Exchange (ICE.N).

Tony Sycamore, analis pasar di IG, mengatakan kenaikan bitcoin ke rekor tertinggi didukung oleh laporan pembicaraan kesepakatan Trump serta para pedagang nan memanfaatkan hari pertama perdagangan opsi di Nasdaq atas Bitcoin ETF milik BlackRock (IBIT.O).

Mata duit mata uang digital telah melonjak sejak pemilihan umum AS pada 5 November 2024 lantaran para pedagang bertaruh bahwa support nan dijanjikan Presiden terpilih Trump untuk aset digital bakal mengarah pada rezim izin nan kurang ketat dan menyuntikkan sedikit kehidupan kembali ke bitcoin setelah beberapa bulan lesu.

Kegembiraan nan berkembang telah membawa nilai pasar mata duit mata uang digital dunia di atas $3 triliun ke rekor tertinggi, berasas analitik dan agregator info CoinGecko.

Chris Weston, kepala penelitian di pialang daring Australia Pepperstone, mengatakan ada tekanan beli nan mendasari nyata untuk bitcoin, dan "dorongan lebih tinggi lainnya bakal membawa pengejaran baru dari mereka nan suka membeli apa nan kuat".

Dolar AS Merosot

Dolar AS merosot ke level terendah dalam satu minggu terhadap mata duit utama lainnya pada hari Rabu, 20 November 2024, memperpanjang penurunan tiga hari setelah naik selama sepakan lantaran pasar berupaya keras menyusul reli nan panik setelah terpilihnya Donald Trump.

Dorongan terhadap dolar dan mata duit safe haven tradisional lainnya seperti yen semalam terbukti berumur pendek, setelah menteri luar negeri Rusia mengatakan negara itu bakal "melakukan segala nan mungkin" untuk menghindari dimulainya perang nuklir, beberapa jam setelah Moskow mengumumkan bakal menurunkan periode batasnya untuk serangan nuklir.

Indeks dolar - nan mengukur mata duit terhadap enam mata duit utama, termasuk yen dan euro - turun ke level terendah 106,07 untuk pertama kalinya sejak Rabu minggu lalu, dan berada di 106,18 pada pukul 02.47 GMT.

Indeks tersebut naik ke level tertinggi dalam satu tahun di nomor 107,07 pada hari Kamis, didorong oleh ekspektasi untuk pengeluaran fiskal nan besar, tarif nan lebih tinggi, dan imigrasi nan lebih ketat di bawah pemerintahan baru AS, langkah-langkah nan menurut para ahli ekonomi dapat mendorong inflasi dan berpotensi memperlambat pelonggaran Federal Reserve.

Investor tetap menunggu Trump menunjuk siap nan bakal menjadi Menteri Keuangan, menyusul pengumuman beberapa penunjukan krusial lainnya, termasuk CEO Wall Street Howard Lutnick sebagai kepala Departemen Perdagangan.

Beberapa pilihan Trump telah memicu kontroversi lantaran pengalaman relevan mereka nan relatif sedikit.

"Perdagangan Trump" nan mendorong dolar AS menghadapi tantangan dari nominasi kabinet Trump nan kontroversial dan eskalasi dalam perang Rusia-Ukraina," tulis para mahir strategi DBS dalam catatan klien.

Saham AS ditutup beragam pada hari Selasa meskipun saham teknologi melonjak lantaran penanammodal menunggu hasil dari Nvidia minggu ini.

Namun, untuk dolar dalam jangka panjang, "lebih banyak berat kudu diberikan pada info ekonomi nan kuat dan meningkatnya kemungkinan bahwa Fed mungkin kudu memperlambat jalur pemotongan suku kembang lebih jauh lagi pada tahun 2025", kata mereka.

Para pedagang terus mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku kembang pada pertemuan Fed berikutnya pada bulan Desember. Peluang sekarang berada di 57,3%, turun dari 58,7% sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool milik CME. Sebulan nan lalu, taruhan berada di 76,8%.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan minggu lampau bahwa "ekonomi tidak mengirimkan sinyal apa pun bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga", menyusul serangkaian parameter ekonomi nan kuat.

Dolar naik 0,9% menjadi 154,84 yen setelah turun tajam ke 153,28 pada hari Selasa menyusul buletin tentang ketegangan Ukraina-Rusia.

Euro memperkuat stabil di $1,0598, setelah pulih dari penurunan ke $1,0524 pada sesi sebelumnya.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis