Jakarta, CNN Indonesia --
Calon Gubernur (Cagub) Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menyindir perhatian Pemprov Sumut di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi masih minim apalagi kosong. Menantu jejak Presiden Joko Widodo itu juga menyindir justru pemerintah pusat nan lebih perhatian ke wilayah Sumut.
Bobby awalnya menjelaskan jika selama berkampanye di kabupaten/kota di Sumut dia menemukan keluhan soal jalan.
"Kabupaten atau kota atasnya ada provinsi kemudian pemerintah pusat, saya sudah pernah menjadi kepala wilayah tingkat II udah pernah jadi wali kota dan merasakan tatanan pemerintah masing-masing, gimana sektor pemerintahan ini rasakan," kata Bobby Nasution mengutip detikcom, Jumat (25/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bobby kemudian bercerita pemerintah pusat sangat perhatian kepada pemerintah di bawahnya, ialah Pemprov Sumut. Perhatian itu ditunjukkan dengan banyaknya kunjungan Jokowi ke Sumut saat menjabat sebagai Presiden.
"Itulah kunjungan terakhir Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia ditutup di Sumatera Utara, pemerintah pusat sangat memperhatikan Sumatera Utara, sebagai kepala wilayah tingkat II memperhatikan gimana perhatian pemerintah pusat kepada Sumut," tuturnya.
Sindir peran Edy Kosong
Bobby menilai perihal ini tidak terjadi di Pemprov Sumut. Sebagai pemimpin dari pemerintah tingkat kabupaten dan kota, Pemprov Sumut dinilai kurang berkontribusi.
"Itulah gimana pemerintah pusat memperhatikan dan pemerintah kabupaten kota juga men-support tapi ada kekosongan sama seperti tadi nan kita sampaikan jika pemerintah ini berjenjang, dari tingkat SMA nya sudah bagus sd-nya sudah mantap tapi tidak mungkin anak SD langsung masuk SMA kudu masuk SMP dulu," ujarnya.
"Sama jika pemerintah kabupaten/kota adalah SD, pemerintah pusat tingkat SMA. SD dan SMA nya sudah bagus, kolaborasinya sudah mantap melangkah pemerintah provinsinya support-nya sangat minim, kosong nan kita rasakan. Kami sebagai kepala wilayah tingkat II sudah merasakan itu," imbuhnya.
Bobby menegaskan tidak mau menjelek-jelekkan pribadi lantaran ini merupakan masalah kinerja. Namun, perihal itu merupakan apa nan dialami Bobby selama ini.
"Ini bukan mau menjelek-jelekkan pribadi ini masalah kinerja. Kami pemerintah tingkat II sudah merasakan ada kekosongan, pemerintah provinsi harusnya bisa mendengarkan kami pemerintah kabupaten dan kota, pemerintah pusat biasanya langsung dengan pemerintah wilayah di Sumut," ungkapnya.
Menurutnya tidak ada bupati maupun wali kota nan hebat, termasuk gubernur. Bobby menilai semua pemerintah kabupaten/kota dan provinsi mengikuti pengarahan pemerintah pusat.
"Tidak ada bupati dan wali kota nan dahsyat menyelesaikan masalahnya tanpa ada pemerintah di atasnya. Sama tidak ada Gubernur nan hebat. Di Indonesia ada 38 Gubernur, jadi tidak usah merasa paling keren, paling mantap, paling bisa semua tanpa mengikuti pengarahan pemerintah nan ada di atasnya dan pemerintah pusat" tuturnya.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/DAL)
[Gambas:Video CNN]