TEMPO.CO, Jakarta - Boeing bakal memberhentikan 17.000 karyawan, alias 10% dari tenaga kerja globalnya, sehingga kudu menunda pengiriman pertama jet 777X-nya selama setahun. Perusahaan pesawat AS ini mencatat kerugian $5 miliar pada kuartal ketiga menyusul pemogokan selama sebulan.
CEO Kelly Ortberg mengatakan dalam sebuah pesan kepada tenaga kerja bahwa pengurangan pegawai namalain PHK nan signifikan diperlukan "untuk menyesuaikan dengan realitas finansial kita" setelah pemogokan nan sedang berjalan oleh 33.000 pekerja di Pantai Barat AS menghentikan produksi jet 737 MAX, 767 dan 777.
"Kami mengatur ulang tingkat tenaga kerja kami agar selaras dengan realitas finansial kami dan ke serangkaian prioritas nan lebih terfokus. Selama beberapa bulan mendatang, kami berencana untuk mengurangi jumlah total tenaga kerja kami sekitar 10%. Pengurangan ini bakal mencakup para eksekutif, manajer, dan karyawan," kata Ortberg.
Saham Boeing turun 1,1%.
Perubahan besar ini merupakan langkah besar nan diambil Ortberg, nan m ulai menjabat pada bulan Agustus, dan berjanji untuk memulihkan hubungan dengan serikat pekerja dan karyawannya.
Boeing mencatat biaya pendapatan sebelum pajak sebesar $5 miliar untuk upaya pertahanannya dan dua program pesawat komersial. Pada 20 September 2024, Boeing memecat kepala unit pertahanan dan antariksanya nan bermasalah, Ted Colbert.
Boeing, nan melaporkan pendapatan kuartal ketiga pada tanggal 23 Oktober, mengatakan dalam rilis terpisah bahwa mereka sekarang mengharapkan pendapatan sebesar $17,8 miliar, rugi per saham sebesar $9,97, dan arus kas operasi negatif nan lebih baik dari nan diharapkan sebesar $1,3 miliar.
Menurut info LSEG, analis rata-rata memperkirakan Boeing bakal merugi $3,8 miliar per kwartal.
Thomas Hayes, manajer ekuitas di Great Hill Capital, mengatakan bahwa PHK tersebut dapat menekan tenaga kerja untuk mengakhiri pemogokan.
"Pekerja nan mogok kerja dan tidak mempunyai penghasilan untuk sementara waktu tidak mau menjadi pengangguran nan tidak mempunyai penghasilan secara permanen," kata Hayes.
"Saya memperkirakan pemogokan bakal selesai dalam seminggu lantaran para pekerja ini tidak mau mendapati diri mereka dalam gelombang pemutusan hubungan kerja berikutnya nan berjumlah 17.000."
Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional (IAM), serikat pekerja nan mewakili pekerja mogok, mengatakan, pengumuman Boeing mengenai pesawat kargo komersial 767 itu meresahkan dan bakal menilai implikasinya.
IAM juga menggambarkan klaim Boeing terhadap serikat pekerja dengan Dewan Hubungan Perburuhan Nasional sebagai tidak berdasar.
Dikatakan bahwa kedua klaim tersebut dan penghentian pesawat kargo 767 tampaknya dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari "kegagalan golongan untuk kembali ke meja perundingan dengan pekerja garis depan mereka".
Jon Holden, Presiden Distrik 751 IAM, mengatakan dalam pernyataannya bahwa upaya Boeing untuk berkompromi di media "tidak bakal sukses dan merugikan proses perundingan".
Ia juga mengatakan keengganan untuk berkompromi hanya bakal memperpanjang pemogokan.
Boeing mengatakan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja, pihaknya bakal mengakhiri program libur bagi tenaga kerja bergaji nan diumumkan pada bulan September.
Iklan
Bahkan sebelum pemogokan dimulai pada tanggal 13 September, perusahaan telah menghabiskan banyak duit lantaran berjuang untuk pulih dari ledakan panel di udara pada bulan Januari pada pesawat baru nan mengungkap protokol keselamatan nan lemah dan mendorong regulator AS untuk mengekang produksinya.
Masalah dengan Kecelakaan Lion Air
Hakim federal pada Jumat, 11 Oktober 2024, mendesak pejabat Departemen Kehakiman AS membenarkan ketentuan perjanjian Boeing untuk mengaku bersalah atas penipuan setelah kecelakaan fatal kecelakaan fatal pesawat 737 MAX Lion Air pada 2018 dan Ethiopian Air pada 2019.
Pengacara Boeing dan jaksa federal beranggapan kepada Hakim Distrik AS Reed O'Connor di Fort Worth, Texas bahwa dia kudu menerima kesepakatan pembelaan, sementara pengacara untuk kerabat korban kecelakaan mendesaknya untuk menolaknya. Pembuat pesawat AS itu setuju pada bulan Juli untuk mengaku bersalah lantaran berkolusi untuk menipu regulator.
Hakim O'Connor mengatakan pada hari Jumat bahwa dia bakal mengeluarkan putusan sesegera mungkin.
Hakim telah mengusulkan ratusan laman berkas norma dari para pihak selama beberapa minggu terakhir. Di ruang sidang pada hari Jumat, Paul Cassell, salah satu pengacara nan mewakili family dari 346 orang nan tewas dalam kecelakaan pesawat, nan terjadi pada tahun 2018 dan 2019, mengatakan "ada delapan argumen untuk menolak kesepakatan pembelaan nan jelek ini."
"Mereka menyertakan pendapatnya bahwa perjanjian tersebut memungkinkan perusahaan nan mempunyai banyak duit untuk mendikte hukumannya sebelum menjatuhkan hukuman, dan bahwa kesepakatan tersebut kandas untuk meminta pertanggungjawaban Boeing alias para eksekutifnya atas kematian orang-orang nan mereka cintai," katanya.
Reuters melaporkan minggu ini bahwa Boeing sedang memeriksa opsi untuk mengumpulkan miliaran dolar melalui penjualan saham dan sekuritas seperti ekuitas.
Menurut sumber tersebut, opsi ini termasuk menjual saham biasa serta sekuritas seperti obligasi konversi wajib dan ekuitas preferen. Salah satu sumber mengatakan bahwa mereka menyarankan kepada Boeing agar mengumpulkan sekitar $10 miliar.
Perusahaan tersebut mempunyai utang sekitar $60 miliar dan membukukan kerugian arus kas operasi lebih dari $7 miliar untuk paruh pertama tahun 2024.
Analis memperkirakan bahwa Boeing perlu mengumpulkan antara $10 miliar dan $15 miliar untuk mempertahankan peringkatnya, nan sekarang satu tingkat di atas ranking terendah.
Michael Ashley Schulman, mitra di Running Point Capital Advisors, mengatakan keterlambatan pengiriman 777X dan pengurangan tenaga kerja bukanlah kejutan besar.
"Peringkat angsuran dan nilai saham mereka telah terancam selama nyaris satu dasawarsa lantaran salah urus dan sikap keras kepala nan ditunjukkan dalam pemogokan mungkin menjadi perihal nan tidak dapat dimaafkan," katanya.
REUTERS
Pilihan Editor Respons Yusril Ihza Mahendra Soal Kabar Dirinya Jadi Calon Menko di Kabinet Prabowo