TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan suku kembang referensi The Fed tidak bakal turun tahun ini. Hal ini diungkapkannya dalam konvensi pers penetapan tingkat kembang penjaminan LPS di Kantor LPS, area SCBD pada Selasa, 28 Mei 2024.
"Prediksinya akhir tahun turun, ya? Kalau saya bilang gak bakal turun. Itu kan unemployment rate-nya (tingkat pengangguran) tetap di atas, kami bilang unemployment rate nan bisa menyembuhkan inflasi. Jadi, ekonominya tetap agak kepanasan," kata Purbaya.
Dia mengatakan, bank sentral AS bakal menunggu info lebih dalam lagi alias menunggu bukti lebih jelas lagi, hingga ekonominya tak lagi kepanasan. "Jadi jika ekonomi kepanasan, artinya kecepatan tumbuhnya di atas laju-laju potensialnya. Kalau di atas laju potensialnya, ngapain nurunin kembang lagi?."
Purbaya menyebut, sejumlah ahli ekonomi baik domestik maupun asing kerap salah memperkirakan langkah nan diambil oleh The Fed. Sebelumnya, The Fed diperkirakan bakal menurunkan suku kembang referensi sebanyak empat kali tahun ini. Kemudian, berkurang menjadi tiga kali, dua kali hingga satu kali.
"Mereka bilang tahun ini ada empat. Habis itu tinggal tiga, tinggal dua, sekarang tinggal satu, di akhir tahun lagi. Jadi, kita belum tahu seperti apa The Fed, tapi hitungan kami di sini kira-kira belum bakal bergerak," tuturnya.
Kalaupun ada penurunan suku kembang referensi The Fed, kaya Purbaya LPS bakal memandang gimana pergerakan di pasar. Dalam perihal ini, dia menekankan bahwa langkah LPS tidak didikte oleh The Fed. "Kami independen."
Iklan
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia alias BI Perry Warjiyo memprediksi penurunan suku kembang referensi The Fed pada akhir tahun 2024. BI telah merumuskan respons bauran kebijakan untuk mencegah potential risk dan agar kembali kepada baseline skenario.
Perry mengatakan, respons bauran kebijakan nan ditempuh BI adalah untuk mengantisipasi dan mencegah skenario akibat potensial agar kembali kepada baseline skenario.
"Dalam skenario kami, untuk skenario baseline dengan probabilitas di atas 75 persen, FFR bakal turun sekali di 25 pedoman poin di triwulan IV. Kemungkinan di Desember 2024," katanya dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada 24 April 2024 lalu.
Pilihan Editor: Rupiah Melempem Jadi Rp 16.071 per Dolar AS