BRIN Optimalkan Riset di Sektor Pangan dan Hilirisasi, Ini Tujuannya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengoptimalkan riset di sektor pangan dan hilirisasi menjelang pergantian kepemimpinan Indonesia dengan pemerintahan baru, kendati hilirisasi tetap menjadi pro-kontra di hadapan publik.

“Bagaimana sektor pangan semakin bersaing dengan situasi dunia maupun perubahan suasana nan terjadi. Kami kudu konsentrasi pada pangan, terus mungkin hilirisasi dan gimana menyongsong Indonesia ke depan,” ujar Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho, di Kantor BRIN, Selasa, 30 Juli 2024.

Pada kesempatan nan sama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan hilirisasi adalah keniscayaan, khususnya meningkatkan nilai tambah sumber daya lama baik nan terbarukan maupun nan tidak terbarukan. “Tidak terbarukan itu misalnya tambang, tapi nan terbarukan itu juga enggak kalah krusial misalnya pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan seterusnya. Jadi Indonesia punya potensi nan sangat besar di situ,” katanya.

BRIN, kata dia, melalui riset dan penemuan bisa menciptakan nilai tambah nan lebih signifikan, sehingga Indonesia tak hanya jual bahan mentah melainkan melalui pengolahan agar bisa mendapatkan untung nan lebih besar daripada sebelumnya. “Kami memang sejak awal didesain untuk bisa memfasilitasi, jadi gimana pemerintah melalui BRIN bisa memfasilitasi industri agar bisa segera masuk ke aktivitas pengembangan produk nan basisnya itu penemuan nan kuat, nan dihasilkan dari riset-riset,” ujar Handoko.

Iklan

Ia mengatakan, guna menghindari biaya besar dengan akibat nan besar pula, BRIN berkedudukan di awal sehingga tak perlu investasi terlalu besar dan jika kandas tak terlalu menjadi masalah. Handoko menuturkan, jika sukses maka bakal menerapkan sistem melalui skema lisensi sehingga mitra baru bayar ke pemerintah melalui skema lisensi. “Tapi dia bisa masuk ke produk development tanpa investasi nan signifikan, lantaran bisa pakai riset kami, bisa pakai laboratorium kami, dan seterusnya,” katanya.

Handoko mengatakan sejauh ini BRIN memang menggandeng pihak-pihak di sektor pangan mengingat ada tantangan di sektor tersebut. “Apalagi di tengah situasi geopolitik nan tak menentu sekarang kan harga-harga pangan juga,“ ujarnya.

Pilihan editor: Lahan Pertanian Seluas 4.200 Hektar di Kota Padang Terdampak Kemarau Panjang

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis