Catatan Kritis Kampus Merdeka: Benarkah Solusi Pengangguran Terdidik?

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Joy kewalahan mengikuti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Dia kudu membikin konten dan aktivitas pemasaran di media sosial untuk sembilan merek, namun minim pengarahan mentor di tempat kerja.

"[Ini seperti] pemanfaatan anak magang," kata mahasiswa nan tak mau disebutkan nama aslinya itu kepada CNNIndonesia.com, Jumat (2/8).

Kegiatan magang ini salah satu bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) nan diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program itu memungkinkan mahasiswa magang di bumi industri dan dapat dikonversi menjadi nilai. Enam bulan magang itu setara dengan nilai untuk 20 Satuan Kredit Semester (SKS).

Joy mengikuti program magang MSIB angkatan ketiga. Dia magang di salah satu startup digital multi-brands nan bergerak di bagian penyajian makanan dan minuman (food and beverages/FnB) di Tangerang Selatan pada 2022.

Mahasiswa nan mengambil program studi Ilmu Komunikasi itu mendapat posisi magang sebagai marketing communication (marcom) di startup tersebut.

Awalnya dia berambisi bisa menambah pengalaman sebelum betul-betul masuk ke bumi kerja. Namun magang nan dia ikuti tak seperti nan dibayangkan.

Dia merasa keberatan dengan beban kerja nan diberikan. Sama seperti tenaga kerja nan digaji oleh perusahaan tersebut, dia bekerja dari pukul sembilan pagi hingga enam petang pada Senin sampai Jumat. Bedanya, dia tidak diberi upah.

"Ternyata pas magang, saya sama temen-temenku ngerasain banget, kita beneran dijadiin pekerja cuma-cuma lantaran kan mitra enggak ngegaji kita ya, itu pure dari Kemendikbud," ucap dia.

Selama magang, dia berbareng tim bagian kudu mencari buahpikiran dan membikin konten sendiri. Sementara, mentor dari perusahaan nan ditugasi untuk membimbing mereka, kata Joy, lepas tangan.

Padahal, menurutnya, mentor mahasiswa magang mendapat honor dari Kemendikbudristek Rp7 juta per bulan.

"Tugas saya tuh bikin konten dan campaign ya tapi proses acc (accord/persetujuan) kerjaannya tuh susah banget lantaran mentor saya (leader marcom) itu kayak suka ghosting gitu deh hilang-hilangan, dan anak magangnya beneran dilepas banget, enggak diarahin apapun," ujarnya.

Berdasarkan publikasi Kemendikbud di laman resminya, tertuang patokan bahwa honor mentor nan diberikan pemerintah ialah Rp300 ribu per jam dan maksimal Rp7 juta per bulan.

Namun patokan itu berubah sejak awal 2023, honor mentor ditiadakan hingga sekarang.

"Ini sudah tidak bertindak sejak 2023," kata Kepala Program MSIB, Wachyu Hari Haji kepada CNNIndonesia.com. Dia enggan menjelaskan argumen honor mentor dihapus pada tahun lalu.

Berbeda dengan honor mentor, mahasiswa magang mendapat support biaya hidup (BBH) dari Kemendikbud mulai Rp1,2 juta hingga Rp2,8 juta per bulan.

Tercatat sebanyak 27.952 mahasiswa dari 648 perguruan tinggi mengikuti program magang MSIB angkatan ketiga. Dengan jumlah itu, pemerintah diperkirakan menggelontorkan anggaran untuk support biaya hidup mahasiswa magang angkatan tersebut antara Rp33,5 miliar hingga Rp78,2 miliar.

Menurut Joy, pembayaran support tersebut diberikan setiap tiga bulan sekali. Dengan skema pembayaran tersebut, dia kudu merogoh kocek pribadi untuk biaya transportasi bolak-balik ke tempat magang.

"Masalah duit saku sih itu lama banget turunnya, 2-3 bulan sekali. Jadi pakai duit pribadi dulu," ucapnya.

Menurutnya, jumlah mahasiswa magang di perusahaan itu lebih banyak daripada total karyawannya.

"Jadi mereka memberdayakan anak magang. Mereka hire banyak banget [anak magang]," katanya.

Joy mengungkapkan mahasiswa magang lainnya ada nan menanggung beban kerja lebih berat. Mereka berada di posisi desainer dan Key Opinion Leader (KOL).

"Apalagi anak design [capek banget]. Mereka kudu stay di instansi kalo lembur," ucapnya.

Ketika Joy mengakhiri program MSIB, dia merasa tak puas dengan hasil kerjanya untuk dimasukkan sebagai portofolio.

"Karena mentornya makan penghasilan buta, kita jadi enggak ada portofolio nan bagus," keluhnya.

Kini dia telah lulus kuliah namun tak percaya segera mendapatkan pekerjaan meskipun sudah mempunyai pengalaman magang selama separuh tahun.

Dia berambisi Kemendikbudristek memonitor dan mengevaluasi ketat perusahaan nan menjadi mitra MSIB. Dia berambisi tak ada lagi mahasiswa nan diperlakukan seperti dirinya oleh mitra MSIB.

"Kemdikbud tuh harusnya evaluasi, kudu mantau, kasih lah kita ruang feedback dari apa nan kita rasain pas magang. Kita iba sama angkatan selanjutnya," ucap dia.

Tempat Joy magang, Malam Minggu Group menanggapi sejumlah keluhan, termasuk beban kerja nan dianggap berlebihan.

Bos Malam Minggu Group, Michael Kusuma menilai beban kerja nan diberikan kepada mahasiswa tetap sesuai ketentuan. Sebab, kata dia, program MSIB memang mempersiapkan mahasiswa menghadapi bumi kerja.

"Mungkin teman-teman mahasiswa agak kaget dengan bumi kerja rupanya enggak kayak bumi kampus," kata Michael ketika ditemui di kantornya, Ruko Savia, Nusa Loka BSD, Kota Tangerang Selatan, Kamis (8/8).

Perusahaan nan berdiri sejak 2018 ini menjadi mitra program MSIB pada 2022 hingga 2023. Saat itu mereka menampung 55 mahasiswa magang pada angkatan ketiga. Sementara total tenaga kerja nan bekerja di perusahaan tersebut berjumlah 30 orang.

Michael menjelaskan setiap mahasiswa diberikan pengarahan oleh mentor. Mentoring itu disesuaikan dengan bagian masing-masing, termasuk bagian marketing communication.

"Sesi mentoring pasti ada. Tujuh mahasiswa dipegang satu mentor. Biasanya kami online dan offline," katanya.

Michael pun membenarkan bahwa setiap mentor mendapatkan honor dari pemerintah. Namun dia tak menyebut jumlahnya. "Kalau enggak salah pernah ada (honor mentor)," ujarnya.

Di tengah keluhan tersebut, menurut Michael, hasil kerja mahasiswa cukup baik selama mengikuti magang. Hanya saja, bumi kerja dan kampus jauh berbeda.

Biaya hidup terlambat

Priska, peserta MSIB angkatan 6 tahun 2024 terbilang lebih mujur. Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu magang di sebuah toko waralaba di Jakarta.

Dia tidak mempunyai masalah dengan mitra MSIB tempatnya magang. Namun, support biaya hidup nan kudu dia dapatkan kerap telat pembayarannya. Imbasnya, dia kudu mengeluarkan duit dari sakunya untuk sementara hingga biaya tersebut cair.

"Paling kendalanya kalo upload bukti mobilisasi, terus upload laporan akhir kemarin juga ada beberapa nan lama di-acc-nya jadi nunggu sertifikatnya lama," kata Priska.

"Mungkin persoalan turun BBH," imbuhnya.

Priska ikut magang MSIB saat mengampu kuliah semester delapan. Dia menjalani aktivitas magang itu sembari mengerjakan skripsi.

Program MSIB ini sebenarnya sudah bisa diambil dari semester enam. Namun saat itu, kampusnya melakukan kesalahan dalam menyediakan berkas administrasi.

Dia juga tidak bisa mengikuti MSIB di semester tujuh lantaran kudu mengikuti program magang wajib mengajar dari kampus. Sebab, program studi nan diambil Priska adalah Pendidikan IPS.

Oleh karena itu dia kudu memecah konsentrasinya di semester delapan untuk magang. Tantangan lainnya, dia kudu mempelajari perihal baru di tempat magangnya. Sebab, penempatan posisi nan diterimanya tidak berangkaian dengan program studi nan diampunya.

"Aku di SOP Operation. Aku jobdesk-nya buat materi sosialisasi SOP (PPT), bikin bank soal dari SOP tersebut sama bikin text to voice buat voice over di website SOP-nya," ucap dia.

"Aku pikir kita bakalan diajarin langkah buat dan nyusun SOP-nya. Tapi rupanya enggak. Tapi lumayan saya jadi ada pengalaman kerja di luar bagian pendidikan," kata mahasiswa calon pembimbing tersebut.

Hampir di setiap angkatan, persoalan mengenai MSIB ini selalu ada. Terbaru, Kemendikbudristek mengubah agenda penyelenggaraan MSIB menjadi mundur. Hal ini membikin mahasiswa ketar-ketir lantaran takut mengganggu mata kuliah nan kudu diambil di semester berikutnya, seperti skripsi.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memberi sambutan pada seremoni puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2023 dengan tema Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memberi sambutan pada seremoni puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2023. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)

Penjelasan Kemendikbud

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim pada 2020. Adapun MSIB sendiri diluncurkan pada 2021.

Magang dalam program ini diawasi langsung oleh Kemendikbudristek selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang praktik kerja di industri nan diminati mahasiswa.

Salah satu ketentuannya yaitu, mahasiswa diharapkan menjalani program secara penuh waktu (fulltime) dan berkomitmen menyelesaikan MSIB hingga selesai.

Jumlah mahasiswa peserta magang MSIB selalu bertambah setiap angkatan. Pada angkatan pertama 2021 tercatat 13.272 mahasiswa, kemudian meningkat pada angkatan ketiga sebanyak 27.952, lampau 47.984 mahasiswa magang MSIB angkatan keenam 2024.

Nadiem menyatakan MSIB bukan program magang biasa. Dia menyebut mitra industri nan menjadi rekanan MSIB adalah perusahaan dan organisasi kelas bumi nan sudah terjamin kredibilitasnya, sehingga mahasiswa mendapatkan pengarahan (mentoring) dari para mahir nan berpengalaman.

"Ketika kami meluncurkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), saya berpesan kepada para mahasiswa untuk menghadapi tantangan di lautan bumi nyata," kata Nadiem Sosialisasi Program MSIB Angkatan 3 secara daring, Selasa (31/5/2022).

Baca laman berikutnya: Mitra Eksploitatif Tak Akan Dilibatkan Lagi


Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional