TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah sudah menyiapkan impor beras sebanyak 3,6 juta ton sepanjang tahun 2024. Ia berujar, impor itu guna menghadapi cuaca ekstrem nan terjadi di Indonesia agar ketersediaannya tetap aman.
“Karena ada perubahan iklim, cuaca ekstrem. Kita kan (Indonesia) sudah 34 (derajat suhu Celcius), biasanya 32,” kata Zulhas--begitu dia berkawan disapa usai meninjau pemotongan ayam di area Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Zulhas berujar bakal mengantisipasi kondisi tersebut dengan beragam langkah sehingga cuaca ekstrem tidak memengaruhi beragam kesiapan dan nilai sembako. "Tentu semuanya kita hitung kita perhatikan agar sembako kesiapan dan harganya bagus," kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika alias BMKG memprediksi 63,66 persen area musim di Indonesia bakal memasuki periode tandus mulai Mei hingga Agustus 2024.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan potensi kejadian suhu panas dan kondisi cerah di siang hari tetap mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024.
Iklan
Sedangkan Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan puncak panen raya berjalan mulai Mei hingga awal Juni 2024. Meski stok terbilang beras terbilang melimpah pada saat itu, tapi pemerintah tetap waspada lantaran Agustus mendatang masuk musim kering.
Ia menegaskan impor beras tetap berjalan dan tidak dikurangi, tapi difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.
“Juli, Agustus enggak pasti tetap ada panen alias tidak. Tingkat ketidakpastiannya tinggi, jadi nan krusial kami punya stok dulu," kata dia dilansir dari Tempo.co pada Jumat, 3 Mei 2024.
Pilihan Editor: Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri